Wednesday 16 March 2011

Anak-anak pun Bisa Celaka dan Sakit Gara-gara Mainan Beracun

Anak-anak pun Bisa Celaka dan Sakit Gara-gara Mainan Beracun
Pilihlah Mainan yang Aman, Sehat dan Mencerdaskan

Pada tiap tahap perkembangan, anak-anak menghadapi tantangan-tantangan baru dan risiko yang berbeda-beda. Dengan menyadari beragam bahaya yang terkait dengan mainan pada tiap tahap perkembangan, kita sebagai orangtua akan bisa melindungi anak-anak dengan lebih baik, sekaligus menjamin mereka bisa bermain dengan menyenangkan dan aman.

Paling tidak seperempat juta anak dirawat karena kecelakaan di rumah-rumah sakit di setiap tahun. Dan tragisnya, sekitar seribu anak meninggal akibat kecelakaan – lebih dari sebab lainnya.

Merek Amerika dan Eropa tapi Bikinan Cina dan Vietnam
Kebanyakan mainan merek ternama berasal dari Amerika dan Eropa. (Mainan berbau teknologi ada juga yang asal Jepang.) Namun pabrik pembuatnya tidak ada yang bercokol di kedua benua itu. Kebanyakan dibuat di Cina, Vietnam dan negara-negara lain yang gaji buruhnya murah.

Nah, mainan-mainan yang belakangan ini kerap ditarik dari peredaran itu kebanyakan dipabrikasi di Cina. Ini terjadi karena standar keamanan yang ditetapkan di Eropa dan Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan Cina maupun, Indonesia misalnya. Boleh jadi, jika mengikuti standar Indonesia, tidak satu pun mainan itu yang perlu ditarik dari pasar. Dianggap aman saja untuk dipakai anak-anak.

Dengan demikian, semuanya terpulang kembali kepada keputusan orangtua: apakah akan mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan pada anak-anaknya akibat mainan yang sesungguhnya beracun dan berisiko atau menyerah dan menunggu tindakan pemerintah yang selama ini toh nyaris tak peduli pada kesejahteraan anak-anak.

Mengapa Mainan yang Mengandung Timbal Berbahaya?

Mainan yang ditarik dari peredaran sejak beberapa bulan ini adalah karena tingginya kadar timbal di cat permukaannya. Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak.

Mainan Berbahaya – Daftar Tindakan
.
Mainan berbahaya ada di mana-mana. Jutaan mainan berbahaya ditarik karena beragam alasan. Penyebab paling jamak adalah magnit, kadar timbal terlalu tinggi, dan bagian-bagian kecil mainan yang gampang lepas. Kalau Anda khawatir akan mainan berbahaya di rumah Anda, daftar singkat di hal 10-11 bisa Anda lakukan untuk mencegahnya.

Aman di Taman Bermain.
Amankan anak Anda dengan mengikuti Tip Keamanan Dasar di Taman Bermain ini. Apakah anak Anda punya beberapa alat bermain sendiri di halaman rumah atau anak Anda bermain di taman bermain umum, pastikan keamanan tempat bermain itu dan pelihara keamanan itu untuk menghindari kecelakaan yang tak perlu. Ikuti tip keamanan ini saat memasang alat-alat permainan di rumah.

Bermain Aman di Halaman
Tahukah Anda ada banyak risiko bahaya di halaman Anda sendiri yang bisa membuat anak Anda celaka? Sangat penting menerapkan batasan-batasan keamanan bagi anak-anak ketika mereka bermain di luar rumah. Ikuti tip di halaman 10 – 11 ini.

Mainan Organik.
Mainan organik semakin populer. Orangtua yang peduli pada masalah seperti modifikasi genetik, pestisida, antibiotika dalam makanan, pemanasan global dan semacamnya, biasanya akan merasa lebih nyaman dan tenang jika bayi dan anak-anaknya bermain dengan mainan organik.

Sama seperti makanan organik, mainan organik dibuat dari bahan-bahan yang seratus persen alamiah. Mainan ini umumnya mengandung kapas organik seratus persen, kayu organik seratus persen, dan serba ‘seratus persen’ lainnya.

Mainan Bersahabat dengan Lingkungan
.
Bukan hanya aman, kini juga ngetren mainan yang ramah lingkungan. Mainan akrab lingkungan ini terbuat dari bahan-bahan aman dan alamiah yang tidak merusak alam. ‘Mainan hijau’ – begitu sebutannya – sebenarnya tidak sulit ditemukan. Sudah cukup banyak perusahaan di seluruh dunia yang mulai memroduksi mainan hijau ini. DB


Yang Bagus Untuk Balita, Tak Cocok Untuk Bayi
Tidak semua mainan cocok untuk umur berapa pun. Kebanyakan mainan hanya sesuai untuk tahap perkembangan tertentu.

Mainan Kakak Bukan Untuk Bayi.
Bayi yang sedang menjelajah suka sekali memasukkan apa saja ke dalam mulutnya. Mereka berisiko menelan sesuatu, termasuk mainan, dan tersedak. Tidak sedikit bayi yang tersedak ketika bermain ‘kerincingan’ atau mainan ‘pencet-pencetan.’ Kunci pencegahannya adalah pengawasan orangtua. Mainan yang ditujukan untuk anak-anak yang sudah lebih besar, utamanya mainan yang bagian-bagiannya berukuran kecil, harus dijauhkan dari bayi dan anak-anak yang masih kecil.

Belajar Merangkak.
Ketika bayi belajar merangkak atau berjalan, kotak atau keranjang mainan bisa menjadi penghalang yang sangat berbahaya. Begitu pula dengan mainan yang berserakan di lantai. Termasuk bola-bola kecil. Lebih baik singkirkan segala mainan, bahkan perabotan, pada saat ia hendak berjalan tertatih-tatih atau merangkak.

Sepeda Bukan untuk Anak Baduta.
Sepeda roda tiga dan mainan-mainan lain yang dikendarai sangat berbahaya bagi anak-anak usia baduta. Mengapa? Karena kecakapan koordinasi motorik mereka belum berkembang sempurna. Tak urung, banyak anak kecil yang mengalami luka dan lecet ketika ermain sepeda. Pilihlah mainan yang sesuai dengan usia perkembangan anak-anak dan pastikan mereka bersepda di tempat-tempat yang aman.

Jangan Bermain Tembak-tembakan.
Mainan-mainan berpeluru dan mainan lain yang bagian-bagiannya bisa terbang sangat menarik bagi anak usia sekolah. Padahal mainan itu bisa menyebabkan beragam luka, khususnya cacat pada mata. Kalau Anda membolehkan anak-anak bermain dengan pistol-pistolan, panah-panahan, ketapel, dan semacamnya, selalu dampingi dan awasi mereka. Dan tegaskan kepada anak-anak agar tidak pernah sekali pun mengarahkan projektilnya kepada siapa pun.

Balon Bisa Menyedak

.
Balon memang bisa membuat gembira siapa saja. Tetapi balon juga mengandung risiko tersedak terbesar untuk anak-anak usia berapa pun. Karena itu, jangan biarkan anak-anak meniup sendiri balonnya. Anda atau orang dewasa lainnya yang harus meniup. Lebih baik lagi kalau pakai pompa udara saja.

Kalau balonnya pecah, jangan pernah membolehkan mereka bermain dengan potongan-potongannya. Apalagi mengunyah-ngunyahnya. Jangan pula meminta mereka untuk membuat balon-balon super kecil dengan cara menyedot potongan-potongan balon pecah itu. Satu lagi, jangan bolehkan mereka menggigit-gigit balon – baik yang pecah maupun yang masih padat berisi udara. DB


Sebelum dan Setelah Membeli Mainan: Agar Anak Selalu Aman

Sekeranjang Pencegahan
.
Sebelum Anda membeli sebuah mainan untuk anak Anda, periksalah apakah mainan itu sesuai bagi usia anak Anda, dan apakah cukup aman bagi mutiara kecil Anda. Ada empat petunjuk yang bisa Anda ikuti untuk membeli mainan yang tepat dan aman bagi anak Anda.
• Gunakan dan perhatikan betul-betul label “recommeded age” sebagai pedoman. Biasanya berupa angka yang ditulis besar dan tebal, seperti “3+” yang artinya cocok untuk anak berumur tiga tahun atau lebih. Itu juga berarti, tidak cocok dan bisa berbahaya untuk anak-anak yang umurnya belum tiga tahun. Belilah mainan yang benar-benar sesuai dengan usia anak Anda.
• Hindari mainan apa saja yang ujung-ujung tajam, runcing dan lancip.
• Jika membeli boneka (manusia, hewan), periksalah mata, hidung, ekor, kaki dan tangannya. Apakah ada bagian yang kasar dan keras? Apakah cukup kencang sehingga tidak bisa ditarik lepas oleh anak-anak?
• Jika membeli mainan yang ukurannya agak besar, pastikan pula bahwa bagian-bagiannya tidak berukuran terlalu kecil; misalnya roda-roda mobil.
Setelah Membeli.
Pencegahan bukan hanya pada saat sebelum membeli. Setelah mainan dibeli dan sebelum diserahkan kepada anak Anda, lakukan beberapa langkah pencegahan:
• baca baik-baik pesan-pesan di kemasan mainan dan ikuti semua instruksinya;
• buang semua kemasan mainan, seperti plastik, selofen dan styrofoam;
• ajari anak Anda untuk memakai mainan secara selayaknya;
• buang mainan rusak yang tidak dapat diperbaiki;
• pastikan baterai dalam mainan dipasang dengan tepat;
• jangan bolehkan anak Anda tidur sambil membawa mainan yang dijalankan dengan tenaga baterai atau listrik;
• awasi anak-anak yang tengah bermain dengan balon dan buang pecahan-pecahan balon yang meletus;
• buang mainan-mainan yang dipasang di samping dan digantung di atas ranjang bayi begitu bayi Anda mulai bisa menekan dengan tangan dan kakinya;
• periksa mainan-mainan anak Anda secara berkala. DB

Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
Untuk konsultasi dan permintaan seminar-workshop, hubungi Intan di 0813-1641-0088.

1 comment:

  1. "Sepeda Bukan untuk Anak Baduta."
    Anak badut di larang main ... :P

    ReplyDelete