Monday 27 August 2012

Beras Merah untuk Kesehatan BuMil dan Janin

Beras Merah
Sangat Baik untuk Perkembangan Otak Janin dan Turunkan Kolesterol Ibu Hamil


Warnanya yang merah dan rasanya yang asing di lidah masyarakat, membuat beras merah ini tak lazim dikonsumsi. Padahal kalau ditilik lebih jauh, beras merah luar biasa istimewa dibandingkan kerabatnya, beras putih. Bahkan sangat bermanfaat bagi ibu hamil.

Jangan remehkan beras merah. Beras merah bukan hanya tidak berefek negatif bagi ibu hamil dan janin, bahkan memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada beras putih. Beras merah baik dikonsumsi oleh anak-anak sejak mereka boleh makan makanan padat. Agar mereka terbiasa dan tidak asing dengan rasa beras tersebut.

Kandungan Gizi Super
Banyak faktor yang membuat beras merah lebih unggul dibandingkan beras putih. Pertama, beras merah diolah bukan dengan cara digiling seperti beras biasa, melainkan ditumbuk sehingga beras merah masih memiliki kulit ari yang sudah tidak dimiliki beras biasa.
Kulit ari beras merah mengandung lemak esensial dan serat. Lemak esensial ini merupakan penghasil EPA dan DHA yang sangat baik untuk perkembangan otak janin selama dalam kandungan. Sedangkan untuk sang ibu hamil, beras merah dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Selain dua keunggulan itu, beras merah juga sebagai sumber utama karbohidrat. Protein, tiamin, fosfor dan kalsium juga terkandung di dalam beras merah. Bahkan jika ditimbang kandungan vitamin dan mineralnya, beras merah tetap lebih unggul: 2 - 3 kali lipat dari beras biasa.
Beras merah mengandung tiamin (vitamin B1) yang diperlukan untuk
mencegah beri-beri pada bayi. Jika kekurangan tiamin, bisa mengganggu sistem syaraf dan jantung. Ini diawali dengan gejala nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, ‘kesemutan,’ jantung berdebar dan refleks berkurang.

Anti Oksidan
Keunikan lainnya, beras merah mengandung Selenium yang merupakan elemen kelumit (trace element), yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidae. Sederhananya, selenium berguna sebagai anti oksidan yang mencegah kerusakan sel. Memang hanya sedikit sekali dibutuhkan, tapi sangat penting. Sehingga siapapun yang mengonsumsi beras merah dapat mencegah kanker dan jantung koroner.
Beras merah juga sangat bermanfaat untuk memperlancar diet. Ini karena banyaknya kandungan serat yang terdapat dalam beras merah. Dengan kata lain, dengan mengonsumsi beras merah dapat membantu mengurangi penyerapan lemak. Dengan tingginya serat, otomatis buang air menjadi lebih lancar dan makanan tidak tersimpan terlalu lama di dalam tubuh.
Selain itu serat juga menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Karena, tubuh memerlukan waktu yang lama untuk mencernanya, dan akan segera terbuang melalui kotoran.

Tak Perlu Mencuci Lebih Lama
Untuk mengolah beras merah tidak jauh berbeda dengan beras biasa. Malah, kelebihan pengolahan beras merah tidak memerlukan pencucian terlalu lama. Karena pada beras merah memiliki kemungkinan yang sangat kecil terdapat pemutih atau zat warna lain, karena adanya kulit ari yang masih melindungi. Malah, jika dilakukan proses pencucian terlalu lama, dikhawatirkan dapat mengurangi vitamin larut air seperti B1, B6, tiamin, tiasin, dan sebagainya.
Selain itu, beras merah sebaiknya tidak dipanaskan terlalu tinggi. Pemanasan tinggi dapat merusak kandungan proteinnya. Sebaiknya setelah memasak beras merah, jangan dimasukkan ke dalam mesin penghangat terlalu lama.
Dengan setumpuk keunggulan seperti itu, mengapa musti mengedepankan kebiasaan lidah Anda? Segeralah beralih ke beras merah, baik untuk ibu hamil, menyusui maupun anak-anak. Ayah juga boleh ikut menyantapnya. DB
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

No comments:

Post a Comment