Tuesday, 15 March 2011
AGAR ANAK GEMAR DAN TERATUR BELAJAR
Mendukung Anak Agar Gemar Belajar di Sekolah Maupun di Rumah
Terjebak dalam pertengkaran soal pekerjaan rumah (PR)? Atau menghabiskan waktu berjam-jam dengan anak Anda menyelesaikan projek sekolah? Tak tahu apa yang harus dilakukan jika anak Anda lupa menyerahkan tugas – beberapa hari berturut-turut? Jengkel dengan para pakar yang mengatakan kit...a harus membantu anak-anak menikmati sekolahnya dan menjadi seorang siswa yang mandiri? “Bagus,” pikir Anda, “tapi bagaimana?”
Anak-anak kita bisa menjadi siswa yang mandiri secara bertahap. Mereka belajar dengan kecepatannya sendiri dan Anda bisa mendukung proses ini di rumah dengan mengembangkan apa yang mereka minati dan memberikan panduan lembut jika mereka membutuhkan bantuan.
Apa yang terjadi di rumah banyak berkaitan dengan mendukung kesuksesan anak Anda sebagai seorang pembelajar – dan ini bukan hanya memastikan ia mengerjakan PR-nya atau belajar untuk ulangan. Anda juga musti membantu anak-anak belajar bagaimana merasa mampu dan bersikap positif terhadap apa yang mereka pelajari.
Salah satu caranya adalah mulai dengan membantu anak-anak mengorganisasi dirinya sendiri (sesuai dengan tahap perkembangannya); membuat jadwal untuk mengerjakan tugasnya dan menemukan cara bagaimana agar mereka bisa mematuhi jadwal itu, sehingga tugas-tugas sekolah menjadi satu bagian menarik dari kehidupan usai sekolahnya, tetapi bukan satu-satunya bagian.
Meski tidak ada resep ajaib, ada banyak cara membantu anak-anak merencanakan waktu mereka, menyelesaikan PR-nya, dan melakukan yang terbaik di sekolah. Strategi ini bisa menolong anak Anda senang belajar.
Motivasi belajar harus menjadi kesenangan intrinsik anak-anak, bukan suatu ganjaran eksternal. Kadang-kadang ini sungguh sulit, karena tidak semua hal yang dipinta kepada anak untuk mereka kerjakan adalah hal yang menarik baginya.
Agar anak Anda punya dorongan dari dalam dan bisa menganalisis sendiri, berikan masukan spesifik, alih-alih pujian atau ganjaran umum yang meragukan. Daripada berkata, “Bagus kamu telah mengerjakan PR,” Anda bisa menjelaskan apa yang Anda maksud dengan ‘bagus’ itu. Daripada mengatakan, “Jawaban kamu belum lengkap,” minta anak Anda untuk memperinci gambaran seorang tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dengan cara ini, anak-anak akan mampu belajar mandiri dan mengerjakan sendiri apa pun yang dibuatnya.
TIPS: Kalau Anak Mengalami Kesulitan Belajar
Tak peduli betapa keras Anda mendorongnya, bisa saja anak Anda mengalami kesulitan akademis, entah dihadap PR yang sulit atau projek sekolah yang cukup berat. Alhasil, ia mengalami frustrasi atau bahkan stres. Bagaimana agar ia bisa mengatasinya? Orangtua musti berbuat apa?
Biarkan Anak Frustrasi
Ketika anak mengalami kesulitan mengerjakan PR atau hal yang berkaitan dengan sekolahnya, mereka acapkali marah dan jengkel, bahkan terkadang sampai meledak-ledak. Orangtua pun terheran-heran sambil bertanya-tanya, “Apa salahku?” Anda tidak berbuat salah sama sekali.
Kadang-kadang jika anak merasa tidak dimengerti di sekolah atau frustrasi karena mata pelajaran tertentu, mereka menjadi marah atau memprovokasi orangtuanya. Ini adalah caranya untuk membuat Anda merasa tidak berdaya atau marah, sama dengan yang dirasakannya. Seakan-akan anak Anda hendak berkata, ‘Maukah Ayah/Ibu mengambil rasa tak berdayaku untuk sementara?’ atau ‘Aku ingin Ayah/ibu merasakan apa yang aku alami’.
Ambil Jeda
Apabila anak Anda berteriak, “Aku tak bisa mengerjakannya!” sambil membuang pensilnya, sebaiknya Anda menjauh sebentar darinya. Mungkin ia perlu melampiaskan sedikit kekesalannya. Kembalilah dalam 5 – 10 menit kemudian dan mulailah lagi. (Waktu 5 menit ini bisa menyelamatkan Anda dari pertengkaran atau perdebatan yang bisa makan waktu sangat lama, apalagi jika menghitung beban emosional kejengkelan.) Ini juga meberi peluang bagi anak untuk “menyelamatkan mukanya” dan mulai lagi, bahkan jika tanpa membicarakan kesluitan sebelumnya atau ledakan kemarahannya.
Jangan Selalu Mencoba Percakapan Rasional
Kalau anak sangat gelisah, boleh jadi kegalauannya timbul karena ia menghadapinya secara rasional. Jadi, sebaiknya tunggu saja, daripada berdebat atau menasehati anak soal kondisi yang dihadapinya. Begitu anak sudah tenang, barulah Anda bisa membicarakannya.
Biarkan Anak Berbuat Salah
Memang sulit untuk tidak mengoreksi kesalahan yang dibuat anak dalam mengerjakan PR atau tugas sekolahnya. Namun kebanyakan guru pasti meminta Anda untuk tidak mengambil alih tugas anak kecuali kalau anak Anda meminta bantuan atau guru yang memintanya. Guru biasanya ingin tahu apa yang difahami anak didiknya, bukan apa yang difahami orangtua tentang materi pelajaran anaknya.
Tetapkan Batas Waktu
Kebanyakan guru tidak berharap anak-anak yang masih kecil mengerjakan tugas sekolah lebih dari setengah jam untuk setiap materi. Pastikan hal ini dengan bertanya kepada guru anak Anda. kalau anak Anda kesulitan (walau sudah aktif mencobanya) dan melebihi batas waktu yang ditentukan, tulislah catatan kepada gurunya yang menjelaskan bahwa itulah semua yang bisa dikerjakan anak.
Hubungi Sekolah
Apabila projek sekolah malah berakhir dalam serangkaian kegalauan, perdebatan dan berbagai kesulitan lainnya, segeralah bicarakan dengan guru dan pihak sekolah. Jangan menunggu sampai pertemuan orangtua murid-guru berikutnya. Guru membutuhkan masukan Anda agar ia dan Anda bersama-sama bisa menemukan pengertian baru dan strategi pembelajaran yang pas untuk anak Anda.
Bantulah Anak Anda Belajar Mengatur Diri Sendiri
Ini merupakan kecakapan sepanjang hidup yang bisa diajarkan, walau memang relatif sulit. Anda bisa membantu anak menemukan trik-trik yang cocok bagi dirinya, dengan cara menceritakan kiat-kiat Anda sendiri mengatur sesuatu.
Anda bisa mendorongnya untuk memberi label pada segala sesuatu. Susun strategi, seperti membuat ‘Daftar Hal yang Harus Dikerjakan’ sebelum anak meninggalkan sekolah (misalnya, meletakkan kembali buku matematika ke dalam tas ransel). Jadwalkan pula untuk membersihkan isi tasnya sepekan sekali dan meja belajarnya sehingga kertas tidak berserakan. Bersabarlah dan cobalah untuk tidak menyalahkan anak.
Sadari Bahwa Sekolah Bukan Berarti Bebas Masalah
Tidak satu pun orangtua yang pernah membesarkan anak tanpa bersitegang soal tugas-tugas sekolah. Ya, tidak ada strategi yang bebas konflik. Jangan khawatir, anak-anak kadang-kadang menganggap sekolah sebagai hal yang sangat menyenangkan dan menggairahkan – termasuk tuas-tugasnya. Tetapi, sesekali ia menganggapnya hanya sekadar sebagai kewajiban belaka. Tidak apa-apa. Yang penting, Anda bisa membantunya untuk menemukan struktur yang membuatnya selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah – apa pun bentuknya. DB
Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
Untuk konsultasi mengenai gangguan belajar dan masalah belajar lainnya maupun permintaan seminar-training-workshop, silahkan menghubungi Intan di 0813-1641-0088.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment