Tuesday 17 July 2012

Uang Jajan, Perlukah?

Uang Jajan, Perlukah?



Ketika si kecil merengek ingin dibelikan snack atau kudapan jajanan lainnya, apa yang Anda lakukan? Meluluskan permintaannya dengan mudah, menolak mentah-mentah atau ‘terpaksa’ membeli karena tangisnya mulai menarik perhatian banyak orang?
Bagi banyak orangtua, urusan jajan menjadi tantangan tersendiri. Ibarat dua sisi mata uang yaitu ingin membahagiakan anak namun juga harus mendisiplinkannya. Apalagi, iklan di televisi dan film cukup memengaruhi kebiasaan jajan. Belum lagi pengaruh kebiasaan teman dan keluarga. Apalagi bila diiming-imingi hadiah jika membeli produk tertentu.
Akan tetapi, sebesar apa pun pengaruh dari luar, kendali ada di tangan kita, para orangtua! Sebelum menuruti keinginan anak-anak untuk jajan, cobalah kiat berikut:
 Sediakan camilan sehat di rumah. Bunda akan lebih dihargai anak dan suami bila dapat menyediakan berbagai kudapan sedap sehingga anak-anak sudah tak ingin jajan di luar.
 Bila Mum sibuk bekerja dan tidak memungkinkan membuat kudapan, bisa mendelegasikannya pada pengasuh. Dengan catatan, Anda memberikan resep yang sehat.
 Memberi pengertian pada anak bahwa tidak semua jajanan itu sehat.
 Menanamkan konsep berhemat, bahwa dengan tidak menghamburkan uang untuk jajan akan ada penghematan keluarga atau ada tabungan. Dan kelak tabungan tersebut dapat dipakai untuk membeli kebutuhan anak atau kebutuhan keluarga yang bisa dinikmati bersama.
 Tanamkan kebiasaan bahwa uang jajan tak melulu untuk membeli makanan, snack, mainan, dan sebagainya. Sebaliknya uang jajan bisa digunakan untuk membeli buku, alat tulis atau hal bermanfaat lainnya.

Nah, berbeda halnya bagi anak yang sudah bersekolah. Biasanya orangtua sudah memberikan kepercayaan untuk memegang uang jajan sendiri. Tapi, jangan hanya memberi uang jajan dengan alasan ia sudah cukup umur atau tak tega karena semua teman sekolahnya punya uang jajan loh!
Mom perlu mempertimbangkan:
• Apakah di sekolah menjual makanan sehat atau bersih. Berikan pengertian dan pengetahuan pada anak pentingnya makanan sehat, yang baik dikonsumsi atau tidak. Berilah contoh konkrit bahaya kandungan bahan tidak sehat pada jajanan, misalnya dari berita di koran atau televisi.
• Saat ini orangtua harus lebih waspada, karena adanya kasus kriminal seperti keracunan makanan karena makanan kadaluarsa dan penyisipan narkoba pada jajanan anak.
• Buatlah secara bersama perencanaan penggunaan uang. Berilah pengertian pada anak bahwa bila ia tidak jajan, maka uang jajan tersebut bisa terkumpul untuk membeli kebutuhannya.
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

No comments:

Post a Comment