Sunday, 2 September 2012

Pendidikan Seks (1 dari 11 Tulisan)

Pendidikan Seks Bisa Diberikan Sejak Umur 18 Bulan


Anak-anak penuh rasa ingin tahu soal seks. Mereka cenderung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tajam menusuk, seperti “Ma, adik keluarnya dari mana?” atau “Pa, apa sih Lesbian itu?” Jawablah dengan jujur. Jangan khawatir kalau informasi yang Anda berikan berlebihan. Mereka akan menunjukkan kepada Anda kalau mereka sudah cukup mendengar.

Tidak pernah terlalu dini untuk mulai bicara kepada anak-anak Anda tentang masalah seks. Keterbukaan, bahkan kepada anak-anak kecil, akan menunjukkan bahwa seks adalah topik percakapan yang bisa diterima di dalam keluarga Anda. Tegaskan kepada anak Anda bahwa Anda selalu bersedia membicarakan masalah-masalah seksual. Yang tidak kalah pentingnya, tekankan bahwa topik itu – baik bagi Anda maupun anak Anda – bisa dibicarakan dalam kondisi nyaman – sama sekali tak perlu tegang, risi, malu, apalagi cemas. Santai saja, seperti membicarakan makanan, baju, pelajaran sekolah atau acara televisi.
Jangan merasa kalau bicara soal pendidikan seks, maka Anda harus duduk rapih bersama anak untuk bersiap membicarakan semua hal dalam waktu cukup lama. Sebaliknya, tak perlu ada waktu khusus. Bicarakan begitu anak bertanya; atau persis setelah ada kejadian atau perilaku tertentu. Misalnya, ketika anak mendengar kucing peliharaannya mengeluarkan suara-suara untuk menarik pasangannya; atau sewaktu menonton sinetron remaja yang tengah menayangkan adegan ciuman.

Anak-anak Suka Mengeksplorasi Tubuhnya
Antara umur 18 bulan sampai 3 tahun, anak-anak mulai belajar soal tubuh mereka sendiri. Ajari anak Anda nama-nama organ seks secara tepat. Misalnya, alat kelamin anak lelaki sebagai “penis.” Jangan ganti dengan kata-kata yang mengaburkan atau menyiratkan makna tersembunyi seperti “anu,” “burung,” “titit,” dll. Dengan kata-kata yang mengesankan porno, tabu, terlarang atau semacamnya, maka anak-anak akan berfikir bahwa ada yang salah atau keliru dengan bagian-bagian tubuhnya sendiri.
Sangatlah normal bagi seorang anak untuk mengeksplorasi tubuhnya sendiri dan melakukan sesuatu yang terasa nyaman. Merangsang diri sendiri adalah salah satu cara menunjukkan rasa ingin tahu anak yang sangat alamiah. Anak lelaki biasanya suka menarik penisnya, dan anak perempuan menggosok bagian luar alat kelaminnya.

Konsep Privasi
Periode batita merupakan waktu yang tepat bagi anak Anda untuk mengenal konsep privasi. Masturbasi pada anak seumuran ini merupakan hal yang normal, namun tekankan bahwa itu adalah aktivitas yang bersifat pribadi. Kalau anak Anda mendadak mulai bermasturbasi di tengah-tengah kelompok bermainnya, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya. Kalau gagal, pinggirkan anak Anda untuk diingatkan soalpentingnya privasi.
Kadang-kadang, kerap masturbasi menunjukkan ada masalah dalam kehidupan anak. Mungkin anak lelaki atau perempuan ini sedang mengalami stres, atau tidak mendapat perhatian yang mencukupi di rumah. Bahkan, masturbasi juga bisa menjadi penanda penistaan seksual. Karena itu, ajari anak Anda bahwa bagian-bagian tubuhnya yang ditutupi oleh “baju mandi” adalah bagian pribadi, dan tidak satu pun orang yang boleh menyentuhnya tanpa ijin dirinya.

Rasa Ingin Tahu terhadap Orang Lain
Pada umur 3 atau 4 tahun, anak-anak sudah tahu bahwa anak laki-laki dan perempuan mempunyai alat kelamin yang berbeda. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang normal tentang organ-organ seks, anak-anak mungkin bermain “dokter-dokteran” atau langsung saling memeriksa alat kelaminnya. Eksplorasi semacam ini jauh dari kegiatan seksual orang dewasa, dan tidak berbahaya jika hanya anak-anak kecil yang terlibat. Akan tetapi, sebagai suatu persoalan keluarga, Anda mungkin ingin membatasi eksplorasi seperti itu. Kalau memang itu keinginan Anda, larang saja eksplorasi itu jika Anda melihatnya.
Pada usia ini, banyak anak menusukkan pertanyaan, “Bayi asalnya dari mana? Coba berikan jawaban langsung dan sederhana, seperti “Bayi tumbuh di satu tempat khusus di dalam tubuh ibu.” Kalau anak makin besar, Anda bisa menambahkan informasi yang lebih detail.

Pemisahan Jenis Kelamin
Antara umur 5 – 7 tahun, anak-anak mulai menyadari peran jenis kelamin (gender). Anak-anak lelaki cenderung hanya bermain dengan sesama laki-laki, dan anak gadis dengan sesamanya pula. Malah, kadang-kadang, mereka mengatakan kalau mereka membenci anak-anak yang berlawanan jenis.
Pada umur ini, pertanyaan-pertanyaan seputar seks akan menjadi lebih kompleks, seperti ketika anak Anda mencoba memahami hubungan antara seksualitas dan membuat bayi. Ada kemungkinan mereka bergantung pada teman-temannya untuk menemukan jawabannya. Karena anak-anak bisa saja mencomot informasi yang keliru sosal seks dan reproduksi, maka Anda perlu bertanya kepada anak apa yang mereka ketahui tentang topik ini sebelum Anda mulai menjelaskannya.

Gairah Remaja
Anak-anak antara 8 – 12 tahun mencemaskan banyak hal, termasuk apakah mereka “normal.” Yang laki-laki biasanya mencemaskan ukuran penisnya, sementara para gadis khawatir dengan ukuran payudaranya. Namun Anda perlau menyadari bahwa anak-anak yang usianya sama persis, belum tentu memiliki tingkat pertumbuhan yang sama pula. Karena itu yakinkan anak Anda bahwa ia masih berada di dalam rentang perkembangan yang normal.

Apa yang Perlu Anak-anak Ketahui Sebelum Mereka Mencapai Pubertas
Ikatan Dokter Anak merekomendasikan bahwa sebelum mencapai pubertas, anak-anak mustinya memiliki pemahaman dasar soal:
- nama-nama dan fungsi organ seks laki-laki dan perempuan
- apa yang terjadi selama pubertas dan apa makna perubahan-perubahan jasmaniah selama pubertas ini, yaitu proses menuju/menjadi pria atau perempuan dewasa muda
- tujuan, ciri-ciri dan kondisi siklus menstruasi
- apa itu sanggama dan bagaimana perempuan bisa hamil
- bagaimana mencegah kehamilan
- hubungan sesama jenis kelamin
- masturbasi
- aktivitas-aktivitas yang bisa menyebarkan penyakit menular seksual (PMS), khususnya AIDS
- nilai-nilai dan harapan-harapan Anda/orangtuanya

Bersikap Jujur, Terbuka dan Berdasar Fakta
Membicarakan masalah seksual dengan anak Anda bisa membuat Anda maupun anak Anda merasa tidak nyaman dan malu. Biarkan anak Anda yang memandu pembicaraan melalui pertanyaan-pertanyaannya. Ingat, jangan tertawa, cekikikan atau tersenyum-senyum, walau pertanyaan mereka lucu. Cobalah untuk tampil biasa saja. Jangan terlalu serius, tapi juga jangan malu-malu.
Apabila Anda sudah terbuka dengan pertanyaan-pertanyaan anak-anak sejak awal, maka anak Anda akan lebih mungkin datang bertanya kepada Anda pada lain kesempatan, daripada mencari-cari jawaban dari teman-teman bermainnya atau orang dewasa lain. Tempat terbaik bagi anak-anak Anda untuk belajar tentang hubungan, cinta, komitmen dan respek adalah dari Anda, orangtuanya.
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

No comments:

Post a Comment