Wednesday 12 September 2012

Tips Memilih Mainan Edukatif

Tips Memilih Mainan Edukatif

Bermain adalah dunia anak-anak. Banyak sekali jenis dan bentuk mainan yang diperuntukkan bagi si kecil. Namun, sudahkah kita sebagai orangtua memahami betul mainan yang kita belikan untuk buah hati? Jangan-jangan selama ini kita hanya mengikuti keinginannya, tanpa pernah mempertimbangkan manfaatnya! Jadi, bagaimana sih memilih mainan yang tepat untuk si kecil?


Kini seringkali disebut-sebut mainan yang baik untuk anak-anak adalah mainan edukatif. Lho, apa bedanya mainan edukatif dengan jenis mainan lainnya? Mainan edukatif adalah mainan yang dapat merangsang kemampuan anak. Satu jenis mainan biasanya merangsang beberapa aspek kemampuan.
Mainan edukatif membantu anak untuk belajar duduk diam dalam kurun waktu tertentu, tekun dalam memainkannya, serta melatih kemampuan anak dalam memusatkan perhatian dan konsentrasi. Dalam memainkannya, tentu diperlukan arahan dari orangtua atau orang dewasa.

Tujuh Manfaat
Banyak sekali manfaat dari mainan edukatif. Pertama, melatih kemampuan koordinasi visual motorik atau keakuratan koordinasi mata dan tangan.
Kedua, melatih kemampuan pengenalan konsep dasar seperti pengenalan warna primer (merah, kuning, hijau). Juga pengenalan bentuk geometris sederhana (lingkaran, kotak, dan segitiga), konsep besar dan kecil, konsep banyak dan sedikit, pendek dan tinggi.
Ketiga, proses naming (memberikan nama pada suatu benda), misalnya kucing, tikus, dan lain-lain. Ini kemudian diikuti oleh proses pengelompokan, seperti kucing dan tikus ialah nama hewan.
Keempat, mengembangkan aspek bahasa. Dengan memainkan sebuah mainan tentunya disertai dengan adanya interaksi antara anak dengan orangtua. Ada dua bentuk kemampuan bahasa yang dapat dikembangkan, yaitu bahasa reseptif (kemampuan anak untuk menangkap dan memahami kata/kalimat yang disampaikan) dan bahasa ekspresif (kemampuan anak untuk mengungkapkan kata/kalimat yang sudah ia pelajari).
Kelima, menambah wawasan pengetahuan. Keenam, merangsang kreativitas anak, misal pada mainan yang sifatnya konstruksif (membangun atau membuat sesuatu). Ketujuh, mengembangkan kemampuan untuk memusatkan konsentrasi.

Kenalkan Sejak Dini
Mainan edukatif menuntut anak lebih tekun dan berkonsentrasi, oleh karena itu mengenalkannya sejak dini sungguh disarankan bagi para orangtua. Anak jadi terlatih untuk duduk diam, tenang dan kreatif. Nantinya dia mudah diarahkan untuk berkonsentrasi menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di sekolah. Sementara anak yang tidak diperkenalkan dengan mainan edukatif biasanya akan lebih tertinggal dalam perkembangan kecerdasannya karena kurang mengenal bentuk dan warna serta tidak terbiasa untuk duduk tenang, tekun juga berkonsentrasi.
Sejak usia batita, ajak anak bermain dengan berbagai jenis permainan, baik dengan mainan edukatif ataupun jenis lainnya. Bermain merupakan aktivitas fisik yang disukai anak-anak, apalagi permainan yang menuntut mereka untuk banyak bergerak. Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Masa lima tahun pertama adalah fase emas (the golden age) bagi perkembangan motorik anak. Hal ini disebabkan pada usia tersebut fisik anak masih lentur, juga mudah diarahkan.
Secara umum perkembangan motorik dibagi dua bagian. Motorik kasar meliputi kemampuan merangkak, duduk, berdiri, berjalan, melompat, berlari. Sedangkan motorik halus seperti memegang mainan, memegang sendok, menulis, menggunting, menempel dan sebagainya.

Cara Mengajarkan Mainan Edukatif
Sebelum membelikan mainan edukatif untuk permata hati Anda, sebagai orangtua sebaiknya Anda paham terlebih dahulu cara memainkannya. Mainan edukatif berbeda dengan mainan pada umumnya, seperti boneka, mobil-mobilan dan mainan yang tidak untuk dibongkar pasang. Dibutuhkan cara tertentu untuk menikmati mainan edukatif tersebut, karena itulah orangtua atau orang dewasa harus memberi contoh bagaimana cara memainkannya.
Kemampuan setiap anak berbeda, ada yang cepat memahaminya atau dapat langsung memainkannya tanpa arahan terlebih dahulu, ada juga yang lambat menangkap instruksi. Misalnya mainan miracle pounding, anak harus memegang palu dan memukulnya pada bola, untuk orang dewasa tentu sangat mudah melakukannya, tapi kalau anak-anak kan kemampuan motoriknya belum sempurna.
Meski memiliki manfaat melimpah, bukan berarti anak harus diberikan mainan edukatif terus-menerus. Mainan edukatif hanya salah satu faktor pendukung perkembangan otak anak agar lebih maksimal.

Tips Memilih Mainan Edukatif
• Sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
• Lihat tujuan dari mainan tersebut, aspek-aspek kemampuan apa saja yang bisa diperoleh. Jangan malas untuk membaca keterangan yang tertera pada mainannya atau bertanyalah kepada penjual untuk mendapatkan informasi yang benar.
• Berikan arahan yang tepat pada si kecil.


Jenis-jenis Mainan Kayu Edukatif
Salah satu bahan yang kerap dijadikan mainan edukatif adalah kayu. Walau cukup tahan lama, tidak semua bahan kayu aman untuk anak-anak, terutama yang dicat dengan bahan cat yang belum mendapat sertifikat aman untuk anak-anak. Kayu – terutama di dalam iklm Indonesia yang lembab – juga gampang berjamur, karenanya perlu dirawat rutin. Tidak semua toko mainan menjual mainan edukatif berbahan kayu; kalau pun ada, biasanya dengan harga lebih mahal dibandingkan yang berbahan plastik – bahkan jika yang terahir ini produk impor.
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

No comments:

Post a Comment