Wednesday 5 September 2012

Terangkan Bahwa Untuk Mendapat Adik Bayi, Papa dan Mama Harus Menikah Dulu

Pendidikan Seks Untuk Anak Umur 6 – 8 Tahun
Terangkan Bahwa Untuk Mendapat Adik Bayi, Papa dan Mama Harus Menikah Dulu


Yang paling penting, pendidikan seks itu lebih bagus jika diberikan dari orangtua. Setelah itu baru dari orang lain. Dalam memberikan pendidikan seks tidak boleh dalam keadaan formal, tapi diberikan ketika anak bertanya. Dan diberikan dengan contoh yang ada di sekeliling kita. Pendidikan seks itu harus diberikan ketika anak-anak berada pada usia mulai sekolah.
Khusus untuk pendidikan seks bagi anak berumur antara 6 – 8 tahun, orangtua juga perlu mengetahui perkembangan aspek-aspek lain anak, yang mencakup jasmani, pikiran dan perasaan, sebagaimana di bawah ini.

Perkembangan Fisik
Sebagian besar anak berumur antara 6 – 8 tahun akan:
- mengalami pertumbuhan yang lebih lamban sekitar 6cm dan 4kg pertahun
- kaki-kakinya tumbuh lebih panjang dibandingkan dengan tinggi totalnya dan mulai menyerupai orang dewasa dalam proporsi kaki dibandingkan tubuh
- lemaknya semakin kurang dan tumbuh lebih banyak otot dibandingkan periode sebelumnya
- meningkat kekuatannya
- kehilangan gigi bayi dan mulai tumbuh gigi dewasa yang mungkin tampak kebesaran untuk mukanya
- menggunakan ketrampilan motorik besar dan kecil dalam olahraga dan berbagai kegiatan lainnya

Perkembangan Kognitif
Anak-anak berumur 6 – 8 tahun, kebanyakan akan:
- mengembangkan kecakapan-kecakapan untuk memroses konsep-konsep yang lebih abstrak dan ide-ide yang leih kompleks (misalnya, kehamilan, penambahan/pengurangan, dsb)
- mulai masuk sekolah dasar
- menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok bermain dan bergantung pada teman bermainnya untuk mendapat informasi [mereka membutuhkan sumber-sumber informasi di luar keluarga, dan orang-orang dewasa lain menjadi penting dalam kehidupannya.]
- mampu fokus pada masa lalu dan masa depan selain masa kini
- rentang perhatiannya meningkat dan meluas
- memperbaiki kontrol dirinya, mampu menyesuaikan dengan ide-ide orang dewasa tentang perilaku “yang tepat” dan mengenali kelayakan perilaku
- memahami konsep normal/abnormalitas, peduli untuk menjadi normal, dan ingin tahu tentang perbedaan-perbedaan
- mulai berkembang sebagai seorang individu
- memikirkan diri mereka sendiri dan mengembangkan pendapat-pendapat individual, khususnya ketika mereka mulai membaca dan mendapat informasi melalui media

Perkembangan Emosional
Biasanya anak-anak berumur 6 – 8 tahun akan:
- menjadi lebih lembut dan menginginkan privasi
- mengembangkan hubungan dengan dan mengasihi orang-orang di luar keluarga ketika kebutuhan emosionalnya dipenuhi oleh teman-teman maupun keluarganya
- mengembangkan hubungan yang secara fisik kurang demonstratif dan mengungkapkan cinta kasih melalui berbagi dan berbicara [Mereka bisa saja malu dengan ungkapan sayang secara jasmaniah, seperti malu dipeluk atau dicium.]
- membutuhkan cinta dan dukungan, tapi merasa kurang mau memintanya
- memahami perasaan-perasaan yang lebih kompleks, seperti bingung dan ketegangan
- menginginkan kebebasan emosional dan ruang dari orangtua
- menjadi lebih baik dalam mengontrol dan menutupi perasaan-perasaannya
- mulai membentuk konsep diri yang lebih luas dan mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dirinya sendiri, utamanya yang terkait dengan kecakapan atletik, akademik dan sosial
- memiliki teman-teman dan mempertahankan interaksi dengan kelompok bermain

Perkembangan Seksual
Anak-anak berumur 6 – 8 tahun kebanyakan akan:
- lebih suka bersosialisasi dengan jenis kelaminnya sendiri, nyaris eksklusif dan mempertahankan pemisahan kaku antara lelaki dan perempuan [Mereka akan menggoda seseorang yang bertingkah tidak sesuai dengan peran-peran jenis kelamin yang telah ditetapkan.]
- mengenali stigma-stigma sosial dan berbagai tabu seputar seksualitas, terutama jika orangtuanya sulit dan tegang membicarakan seksualitas, dan akan kurang mau mengajukan pertanyaan
- memahami ide-ide yang lebih kompleks bertalian dengan seksualitas dan mulai memahami senggama sebagai hal yang terpisah dari membuat bayi
- menoleh pada teman-teman, media, dan sumber-sumber lain untuk informasi soal seks
- memahami stereotip-stereotip peran jenis kelamin, jika berhadapan dengan stereotip seperti itu
- bisa saja terlibat dalam eksplorasi seksual dengan teman-teman sesama jenis kelaminnya
- mempunyai konsep diri yang lebih kuat dalam pengertian citra badaniah dan jenis kelamin

Apa yang Musti Dilakukan Keluarga untuk Membesarkan Anak-anak yang Secara Seksual Sehat
Untuk membantu anak berumur 6 – 8 tahun mengembangkan seksualitas yang sehat, keluarga harus:
- terus memberikan informasi tentang seksualitas, bahkan jika seorang anak tidak memintanya. Pada umur ini, anak-anak lebih sedikit mengajukan pertanyaan, tapi tetap punya banyak rasa ingin tahu membutuhkan informasi tentang seksualitas
- jelaskan bahwa ada banyak jenis keluarga dan semua jenis keluarga mempunyai nilai yang setara dan layak dihormati
- berikan informasi dasar tentang masalah-masalah seksualitas yang penting, seperti HIV/AIDS, aborsi, perkawinan, dan kekerasan atau penistaan seksual
- Beritahu anak-anak tentang perubahan-perubahan yang akan terjadi bila mereka mencapai pubertas. Meskipun kebanyakan anak periode umur ini belum mengalami perubahan-perubahan ini, namun usia anak mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas seperti tumbuhnya bulu pubik, ketiak dan membesarnya payudara semakin muda, sehingga anak-anak membutuhkan informasi ini lebih cepat
Kenalkan bahwa tidak semua orang memiliki orientasi seksual yang sama. Kenalkan pula kepada anak-anak bahwa banyak orang memiliki perasaan romantis pada orang berjenis kelamin berbeda, namun ada sebagian orang yang mempunyai perasaan romantis itu terhadap sesama jenis kelamin.

Jangan Pernah Bohongi Anak Tentang Darimana Bayi Berasal
Umur berapa biasanya anak-anak mulai bertanya soal kelahirannya? Kalau untuk anak-anak yang kritis dan cerdas, biasanya mereka mulai bertanya sekitar umur 3-4 tahun.
Kalau tiba-tiba anak bertanya dari mana adik lahir, sebaiknya orangtua jangan panik. Mereka harus bisa menjelaskan secara ilmiah. Jangan membohongi anak. Mereka bisa menerangkan bahwa di dalam tubuh ibu ada tempat yang bernama rahim. Jelaskan pula apa fungsi rahim, yaitu tempat berkembangnya anak. Jadi jangan pernah mengatakan bahwa adik dibawa oleh burung bangau.
Lalu, bagaimana kalau anak bertanya lagi, “Nanti adik keluarnya dari mana?” atau “Masuknya dari mana?” Maka orangtua bisa menjawab bahwa itu semua sudah ada salurannya yang masing-masing punya fungsi tertentu. Mungkin jawaban itu terkesan ilmiah. Sedari kecil sebaiknya anak-anak sudah diajarkan bersikap ilmiah. Tapi tidak semua harus memakai bahasa ilmiah. Artinya, penjelasan bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Hanya saja, tidak sampai harus menggunakan alat peraga.
Sedangkan kalau si kecil mempertanyakan bagaimana proses terjadinya adik bayi, orangtua juga harus menerangkan dengan jujur. Walaupun tidak terlalu vulgar. Kita bisa menjawab dengan mengatakan bahwa untuk bisa mendapatkan adik bayi, papa-mama harus menikah terlebih dulu. Kemudian orangtua memperlihatkan foto-foto pernikahan mereka. Tapi tentu saja ada hal-hal yang tidak perlu dijelaskan secara gamblang. Karena toh sang anak tidak sepenuhnya mengerti.
Selain itu, orangtua bisa menjelaskan datangnya bayi dengan contoh hewan yang ada di sekitar mereka, seperti ayam. Orangtua bisa menjadikan binatang tersebut sebagai contoh. Untuk bisa menghasilkan anak ayam, ayam betina dan ayam jantan harus kawin dulu. Dari situ baru si betina bertelur. Dan setelah dierami induknya selama 21 hari baru telur itu menetas dan keluarlah anak ayam. Hanya saja perlu dijelaskan juga bahwa manusia tidak bertelur. Tapi langsung melahirkan bayi. Contoh tersebut hanya sebagai gambaran si anak untuk proses pembuatan anak.


Biasakan Tidur Terpisah dari Orangtua Sejak Balita
Dalam kehidupan berumahtangga, melakukan hubungan intim tentu menjadi suatu kebutuhan. Tapi dengan hadirnya si kecil, ekspresi cinta itu bisa terganggu. Terlebih bila si kecil tidur sekamar bersama kedua orangtuanya. Jangan sampai si kecil melihat kedua orangtuanya saat bersenggama. Karena dia belum mengerti, nanti akan menimbulkan persepsi yang berbeda. Bisa saja dia mengira ayahnya tengah menyakiti ibunya. Kesan ini bisa mengakibatkan trauma bagi anak. Bahkan bisa berdampak pada merenggangnya hubungan antara anak dengan ayahnya.
Kalau dia anak yang terbuka, pasti akan menanyakan kepada orangtua, apa yang telah terjadi pada kedua orangtuanya. Sebaliknya, tipikal anak yang tertutup lebih senang memendam dan mencari tahu sendiri secara tidak langsung entah melalui tayangan-tayangan di televisi, majalah atau di media-media lain.
Anak yang memiliki konsep beda mengenai seks akan terbawa hingga dewasa dan memengaruhi pola pikirnya kelak. Dalam hal ini, orangtua musti berhati-hati saat memberikan pengertian pada si kecil, dengan bahasa yang konkrit, yang mudah dipahami anak-anak.
Selain memberi pengertian, lebih baik biasakan anak tidur terpisah dari orangtuanya sejak usia 3 tahun atau saat masih balita. Meski awalnya dia belum bisa menerima keputusan ini, tapi secara perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya usia dan pengaruh lingkungan atau pergaulan akan mengerti alasannya, mengapa sedari dini tidurnya harus terpisah dari orangtuanya.
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

No comments:

Post a Comment