Thursday 25 March 2010

Jangan Nonton Film Horor Bareng Anak!

Jangan Nonton Film Horor Bareng Anak!

Setelah sempat mereda, bioskop-bioskop di Indonesia kembali dibanjiri film-film lokal bertema horor. Itu belum termasuk film-film horor produksi Korea dan Jepang – plus versi remake ala Hollywood. Tidak sedikit keluarga yang suka nonton bersama di bioskop, bahkan tetap mengajak anggota keluarga yang masih kanak-kanak, walau film yang ditonton jelas-jelas berlabel 17 tahun ke atas. Kalau tidak di bioskop, kebiasaan nonton bareng juga berlangsung di rumah, dengan menyaksikan DVD (bajakan). Bagaimana sebenarnya efek menonton film horor ini pada perkembangan anak-anak?

Sebaiknya orangtua mengarahkan anak-anak untuk menghindari film horor. Jika anak tersebut tetap meminta menonton film horor hendaknya orangtua menemaninya.

Mental anak belum mampu menerima jenis film horor. Horor ini bukan hanya pada tampilan darah, setan dan hal-hal menyeramkan lainnya, tetapi juga yang substansinya mengeksploitasi rasa takut, seperti bencana perang, maupun menciptakan “suasana kegelapan.” Cukup banyak film-film animasi yang walau diperuntukkan anak-anak, namun bernuansa ketakutan. Sebut saja, Inuyasha yang suka membasmi setan, Ghost in Shell yang berlatar belakang perang masa depan, Batman yang bersuasana kelam, juga Girl from Hell yang malah sengaja membikin situs agar anak-anak mau mengkliknya untuk memanggil setan dari neraka.

Karena itu, saya menegaskan agar orangtua menyadari bahwa anak usia di bawah 5 tahun belum bisa membedakan mana yang nyata dan mana khayalan. Oleh sebab itu, balita akan ketakutan jika melihat film horor. Dan dampaknya, akan trauma.

Apakah itu berarti anak usia sekolah tidak takut? Walau anak-anak usia SD sudah bisa membedakan antara realitas dan khayalan, namun hanya sebatas membedakan. Mereka belum bisa berpikir lebih jauh. Akibatnya, sama saja, ketakutan!

Bukan hanya film horor, sebaiknya anak juga tidak menonton film yang penuh kekerasan dan seks. Karena jika anak kerap menonton kekerasan, di dalam pikirannya akan beranggapan kekerasan bisa menjadi solusi segala masalah. Sehingga jika suatu saat anak-anak terkena masalah, mereka akan menyelesaikannya dengan jalan kekerasan.

Tidak ada referensi film horor mana yang boleh ditonton. Karena film horor hanya akan membuat anak ketakutan belaka. Orang dewasa saja katakutan, apalagi anak-anak. Rekomendasi saya agar semua film horor yang telah, tengah dan akan diputar di bioskop, sama sekali tak usah ditonton anak-anak, seperti Kuntilanak, Hantu Bangku Kosong, dan Hantu Jeruk Purut. Dr. Dono Baswardono, Graph, Psych, AISEC, MA, Ph.D

2 comments:

  1. Pak, kalo anaknya udah kecanduan gimana ya? setiap ada film horor baru dia pasti merengek minta nonton...anaknya baru SD kelas 3 (anak temen saya)

    ReplyDelete
  2. opa klo dah terlanjur sering diajak film horor gmn yah?keliatannya anak saya sudah mulai terlihat mudah takut dgn gelap.terima kasih

    ReplyDelete