Wednesday 3 March 2010

Bila Si Buyung Suka Mengintip Rok Temannya

Bila Si Buyung Suka Mengintip Rok Temannya

Apakah si buyung suka mencoba mengintip rok temannya? Sesekali coba perhatikan tingkah polahnya. Jika memang anak pernah mencuri-curi untuk mengintip rok temannya, bukan berarti ia nakal. Ini normal saja. Sebab, pada tahap ini, mereka sedang mencari tahu tentang perbedaan kelamin. Lantas, bagaimana seharusnya orangtua bersikap?

Jika mendapatkan anak Anda sedang mengintip rok temannya, jangan langsung panik dan memarahi anak. Sebab pada masa tumbuh kembang anak ada tahap yang disebut dengan fase phallic. Menurut Sigmund Freud, pada usia anak tiga hingga enam tahun disebut dengan fase phallic. Pada tahap ini, anak mulai tertarik pada organ genital.


Rasa Ingin Tahu
Ini adalah hal yang wajar saja, sebagai perwujudan rasa ingin tahu anak seputar perbedaan kelamin dengan lawan jenisnya. Anak lelaki ingin tahu apakah anak perempuan memiliki alat kelamin yang sama dengan miliknya. Kalau sebelumnya dia tidak tahu perbedaan kelamin laki-laki dan perempuan dan orangtua tidak menjelaskan sejak dini, maka dia suka mengintip rok untuk menjawab rasa ingin tahunya.
Pada usia anak masuk Taman Bermain, anak memang sedang mempelajari peran jenis kelamin mengenai ciri atau karakteristik anak perempuan maupun laki-laki. Hal ini inilah yang memancing eksplorasi untuk mengetahui lebih jauh. Anak pun jadi ingin tahu apa yang ada di dalam rok. Ini bukan berarti anak sudah tertarik dengan lawan jenis. Hanya sebatas rasa ingin tahu saja.


Kenalkan Sejak Dini
Karena itu, alangkah baiknya jika sejak dini orangtua mengenalkan tentang perbedaan jenis kelamin. Sesuai dengan usia tentunya. Misalnya, ketika si anak berusia 1-2 tahun, sang ibu mengajaknya untuk mandi bersama. Dari situ, si anak dapat mengetahui perbedaan kelamin pria dan wanita. Demikian Retha menguatkan.
Kalau anak memiliki adik bayi perempuan, bisa dijelaskan perbedaan jenis kelamin ketika sedang membersihkan alat kelamin adiknya. Dengan memberikan pengertian secara visual, rasa ingin tahu anak tidak lagi menggebu-gebu sehingga kemungkinan dia mengintip rok temannya pun mengecil. Berikan gambar atau visualisasi nyata kepada anak.


Iseng
Kadang orangtua sering menganggap tingkah anak yang suka mengintip rok sebagai kenakalan atau iseng belaka. Padahal, di balik keisengan itu, si anak ingin tahu reaksi orang lain ketika dia membuka rok temannya. Kebanyakan orangtua tidak sadar kalau dorongan ingin tahu seputar seksual sudah ada dalam diri anak. Ketika anak ingin membuka rok temannya, biasanya orangtua akan bertanya, ‘Kok, kamu iseng sih, membuka rok temanmu?’ Si anak pasti tidak bisa menjawab, karena dia sendiri tidak mengerti.”
Hingga usia 7-8 tahun pun jika masih sering mengintip rok temannya, masih dianggap normal. Karena, biasanya dia belum mendapat jawaban atas rasa ingin tahunya. Dan ini adalah tugas orangtua untuk terus memberitahu dan menjelaskan.


Tidak Hilang Sendiri
Lain halnya jika anak tidak hanya mengintip, tapi juga memaksa, misal langsung membuka. Ini tidak wajar. Retha kembali mengingatkan bahwa tingkah anak yang suka mengintip rok jangan dianggap bisa hilang sendiri seiring tumbuh kembangnya. Kembali orangtua harus mengingatkan. Sebab, tumbuh kembang anak bisa berlanjut ke tahap berikutnya karena ada bimbingan.
Sama halnya jika anak sudah usia enam tahun masih suka menghisap jempol. Padahal hal tersebut wajar dilakukan anak usia 0-1 tahun. Jadi tidak bisa dibiarkan sendiri. Kalau tidak ada penjelasan, bisa saja ketika besar, si anak bisa melakukan pelecehan terhadap temannya, misalnya mencolek-colek di bagian tertentu.


Jangan Dimarahi
Bila ada anak yang mengintip rok temannya, sebaiknya jangan langsung ditegur dan dimarahi. Sebab, anak ini akan bingung, kok saya dimarahi, apa salah saya. Bahkan, si anak bisa semakin penasaran dan mencari tahu dengan terus mengintip rok temannya. Dampaknya juga buruk untuk anak perempuan karena rasa malu di depan teman-teman. Apalagi sampai mengata-ngatai si anak dengan sebutan, “Ih, tukang ngintip.” Ini akan membuat anak malu.
Lebih baik mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan memanggilnya, “Ade’ ke sini dulu.”
Jadi jangan langsung dimarahi. Saat berdua, tanyakan kepadanya kenapa dia membuka rok. Jelaskan pelan-pelan dan katakan lain kali tidak perlu membuka rok temannya. Anda bisa mengatakan, “Tidak sopan dan kasihan temannya malu. Nanti tidak ada temannya. Tanya sama Mama saja kalau ingin tahu.”
Sama halnya dengan situasi dimana anak masuk kolong meja dan mengintip rok. Biasanya untuk kasus ini, sebenarnya anak sudah tahu, tapi masih ingin tahu lebih lagi. Jelaskan kepada anak bahwa hal itu tidak baik dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. “Jangan bilang, ‘ih adik ngintip’. Tapi katakan, ‘adik lagi apa? Ada tikus, ya. Sini sama mama saja.”
Orangtua perlu menjelaskan kepada anak dampak negatifnya. Misalnya, dia akan dijauhi temannya kalau suka mengintip rok. Dan berikan konsekuensi yang efektif, apabila anak berkali-kali mengulangi perbuatannya.


Celana Tambahan
Disarankan pula, sebaiknya anak perempuan saat memakai rok menambahkan celana pendek atau bike pants. Tujuannya ketika ada teman di sekolah yang mengintip roknya, ia tidak lantas malu karena ketika roknya dibuka, anak masih mengenakan bike pants yang menutupi pakaian dalamnya.
Ini persiapan untuk anak perempuan. Sehingga kalau ada kejadian diintip roknya, dia tidak langsung panik, malu atau menangis. Bahkan menjerit-jerit sampai heboh, membuat anak lain melirik dan si anak pun jadi perhatian. Juga ingatkan agar anak duduk dengan sopan dan baik. DB

Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D

1 comment:

  1. Bagaimana kalau ada anak laki-laki usia 6 tahun suka memegang tititnya yang lalu mengeras. Dia bilang katanya geli enak. Suatu saat si anak dengan polosnya mengatakan,"saya kalau lihat BH dijemur, tititnya mengeras,". Tks penjelasannya.

    ReplyDelete