Fahami dan Perhatikan ‘Tata Tertib’ Meminumkan Obat
Orangtua tentu akan mengobati anaknya yang sakit. Ada yang segera membawanya ke dokter, tapi ada pula yang memberikan obat bebas. Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang tak memahami “tata-tertib” pemberian obat untuk anaknya. Maklum, tidak semua ‘berani’ bertanya kepada dokter atau apoteker. Padahal, keliru memberikan obat bisa berakibat fatal bagi kesehatan anak kita. Nah, bagaimana sih cara memberikan obat yang aman? Bagaimana agar anak gampang minum obat?
Terimakasih atas tersedianya obat-obat modern sehingga dunia menjadi tempat yang lebih sehat bagi bayi dan anak-anak. Obat bisa mencegah komplikasi serius yang beberapa abad lalu bisa mematikan atau membuat anak cacat tetap. Infeksi telinga tak lagi membuat anak tuli. Infeksi urin tak lagi menimbulkan kerusakan ginjal. Infeksi tenggorokan tak lagi melemahkan jantung atau mencabut nyawa anak.
Akan tetapi, kemujaraban obat itu bisa berbalik menjadi bencana jika obat diberikan secara serampangan dan sembarangan. Entah karena salah pemberian, dosis berlebihan maupun penyalahgunaan obat. Karena itu, sangat penting belajar bagaimana memanfaatkan obat secara aman dan efektif ketika anak kita sakit.
Apa Saja yang Perlu Anda Ketahui
Agar dokter bisa memberikan obat yang tepat, ia perlu mendapat informasi yang tepat dan akurat. Sampaikan semua pengamatan dan kekhawatiran Anda kepada dokter. Bersikaplah proaktif, jangan hanya menunggu dokter anak Anda memeriksa dan mendiagnosis anak Anda. Dokter butuh bantuan orangtua untuk bisa menegakkan diagnosis yang akurat.
Tetapi yang juga tidak kalah pentingnya, orangtua juga harus mengenal dan mempelajari obat yang diresepkan untuk anak Anda. Apa obatnya, bagaimana cara kerja obat tersebut, dan apa saja efek sampingnya. Nah, untuk mengetahui semua itu, orangtua bisa bertanya kepada dokter atau apoteker. Tetapi karena di Indonesia biasanya apoteker tidak langsung berhadapan dengan pembeli obat, lebih baik pergunakan waktu Anda menerima resep dari dokter anak Anda.
Apa Saja yang Perlu Ditanyakan kepada Dokter
Ketika Anda diberi resep untuk anak Anda oleh dokter, ajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
- Kalau obat diberikan tiga kali sehari, apakah ada alternatif yang sama efektifnya yang bisa diberikan hanya sekali atau dua kali sehari?
- Kalau dosis yang kita berikan dimuntahkan atau disemburkan oleh anak kita, apakah kita boleh memberinya sekali lagi?
- Bagaimana kalau kita lupa memberikan obatnya, misalnya pada siang hari karena lupa menelpon ke rumah saat kita di kantor. Apakah boleh diberi dosis ekstra atau pada malam harinya diberi dosis dobel? Sebaliknya, bagaimana kalau kita secara tak sengaja memberikan dosis ekstra?
- Seberapa cepat kita bisa berharap terjadi perubahan? Kapan harus ke dokter lagi jika tak terlihat tanda-tanda perbaikan?
- Kapan obat harus dihentikan? Apakah seluruh obatnya harus dihabiskan?
Membaca Brosur Obat
Selain informasi yang bisa kita dapat dari dokter atau apoteker, Anda juga bisa memperoleh informasi dari label atau lembar yang disertakan oleh produsen obat di dalam kemasan obat. Sebaiknya, baca dengan saksama lembar yang dilampirkan pabrik obat itu. Jangan dibuang. Kalau Anda masih tidak memahami apa yang Anda baca di brosur tersebut, jangan segan-segan untuk menelpon dokter atau apotekernya.
Hal ini sangat penting dilakukan terutama jika Anda membeli obat bebas (OTC – over the counter). Apa saja yang musti ditanyakan?
- Apa nama generik obat ini? Kalau ada, apa nama mereknya?
- Bagaimana cara kerja obat ini?
- Berapa dosis yang tepat untuk anak saya?
- Berapa kali obat ini harus diberikan dalam sehari? Haruskah anak saya dibangunkan di tengah malam untuk minum obat ini?
- Apakah obat ini harus diberikan sebelum atau sesudah makan?
- Bolehkah obat ini diberikan dengan susu, jus atau cairan lainnya? Apakah minuman-minuman itu berinteraksi negatif dengan obat tersebut?
- Apa saja efek samping yang mungkin terjadi?
- Reaksi berat apa yang mungkin terjadi? Haruskah hal ini diberitahukan kepada dokter?
- Apakah obat ini bisa menimbulkan efek yang tak diharapkan pada kondisi anak saya yang mengalami penyakit kronis?
- Kalau anak saya sedang minum obat lain (baik yang diresepkan maupun yang bebas) apakah obat ini menimbulkan interaksi yang berat? – DB
Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
No comments:
Post a Comment