Wednesday 1 August 2012

ASI Eksklusif Untuk Bayi Prematur

Bayi Prematur Pun Bisa Mendapat ASI Eksklusif
Wawancara dengan dr. Utami Roesli, Sp.A



Setiap ibu yang sedang mengandung, pasti mengharapkan bayinya akan terlahir normal, sehat dan tanpa masalah. Namun bagaimana jika bayi terlahir prematur? Jangan takut, permata hati Anda tetap bisa mendapatkan ASI. Bahkan ASI eksklusif sekalipun. Tapi memang dibutuhkan pengetahuan dan kesabaran orangtua untuk merawatnya. Bagaimanakah cara menyusui bayi prematur?

Bayi disebut prematur jika usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu. Bisa juga, walaupun usia kehamilan cukup, namun berat janin kurang dari 2500 gram. Bisa juga jika usia kehamilan ibu dan sekaligus berat badan janin kurang dari normal, 2500 gram. Inilah sebabnya bayi prematur harus ditangani dengan baik dan hati-hati. Semua alat tubuhnya belum sempurna. Meski ibunya sudah boleh pulang, si bayi masih harus dirawat di rumah sakit.
“Jika berat badan lahir bayi tersebut kurang dari normal dan keadaannya tidak stabil, tentu untuk beberapa lama mereka tidak bisa menyusu langsung kepada ibunya. Karena mereka harus masuk ke dalam inkubator terlebih dulu, sampai keadaannya stabil,” beber dr. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, dari RS. Saint Carolus Jakarta.

Komposisi ASI Berbeda
Tidak ada yang memungkiri bahwa ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan seorang ibu kepada buah hatinya. Begitu juga dengan bayi prematur. Tak ayal, kini banyak orangtua berlomba-lomba memberikan ASI eksklusif. Namun bagaimana dengan wanita yang melahirkan bayi prematur?
Menurut Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia ini, komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan prematur berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan ibu melahirkan cukup bulan. Perbedaan ini berlangsung kurang lebih empat minggu. Artinya, apabila bayi lahir sangat prematur, kurang dari 30 minggu, maka pada usia kronologisnya 4 minggu ASI sang ibu perlu ditambah zat gizi lain agar komposisinya menyamai komposisi ASI prematur.

ASI Eksklusif
“Bayi prematur pun bisa memperoleh ASI eksklusif,” tegas Utami. Bagi bayi prematur yang daya hisapnya kurang bagus, biasanya pemberian ASI dilakukan melalui selang. Bahkan menurut Utami, pada waktu pakai selang pun, kadang seorang dokter menganjurkan agar si ibu tetap menggendong bayinya. Lalu, selang tersebut diletakkan di dekat hidung bayi, dan posisi bayi didekatkan dengan puting ibunya. Inilah yang disebut menghisap tidak untuk nutrisi, tapi lebih untuk kenyamanan sang buah hati. Dengan teknik ini diharapkan dapat mempercepat pembesaran badan bayi tersebut. “Walaupun cuma icip-icip tidak masalah. Yang penting dia dekat dengan puting ibunya, toh dia tetap dapat ASI lewat selang tadi. ASI tersebut disimpan di tempat khusus menyimpan perahan ASI. Artinya, si bayi tetap minum ASI milik ibunya,” urai dokter yang gencar mengampanyekan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini.
Setelah menggunakan selang, lanjut Utami, biasanya pemberian ASI juga dapat dilakukan dengan menggunakan sendok, pipet atau cangkir. Ini bertujuan supaya bayi tersebut belajar untuk menjilat. Kemudian, jika si bayi sudah mulai bisa menghisap, baru dicoba menyusu langsung ke puting ibunya.
“Saya mengusulkan, bagi anak-anak yang lahir prematur, alangkah baiknya jika mendapat susu ibunya sebanyak mungkin. Karena, itulah yang diperlukan mereka,” imbuhnya. Pemberiannya pun sama seperti memberi ASI kepada anak normal.
Biarkan dia yang memimpin dalam meminum ASI, karena sang anaklah yang tahu berapa kalori yang dia butuhkan setiap harinya. Artinya bayi lah yang tahu, kapan dia membutuhkan minum ASI. Biarkan dia puas meminum ASI ibunya. Jadi jangan heran, jika hari ini dia minum ASI dengan lahapnya, tapi esok hari, dia minum sedikit tidak lahap.

ASI Tidak Keluar
Diimbuhkan Utami, di sinilah pentingnya pengajaran tentang ASI eksklusif, terutama kepada ibu yang bayinya prematur. “Tak dipungkiri, kerap terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan bayi prematur. Ini karena sang ibu stres, ada perasaan bersalah, tidak percaya diri, atau tidak tahu cara memerah ASI,” akunya.
Pun masalah bisa datang dari si bayi. Maklum, pada bayi prematur, refleks hisap dan menelan masih kurang, energi untuk menghisap juga kurang, atau kerja usus utuk menyerap masih lambat.
Agar ibu yang melahirkan bayi prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memerah ASI dan menyimpan ASI perah serta cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun selang (sonde). Jangan lupa, dukungan suami sangat berperan. Usahakan selalu berada di dekat istri, banyak-banyak mengelus, memijat dan membisikkan kata-kata sayang, serta tak segan-segan merawat istri. Juga tak kalah pentingnya adalah selalu menunjukkan sikap positif.

Posisi Menyusui
Menyusui dalam posisi apapun sebenarnya tidak masalah, asalkan tekniknya benar. “Malah, kalau air susu si ibu itu banyak (mancur), dan si anak belum bisa menguasai, jangan pernah menyusui dalam posisi duduk, tapi posisi tidur,” jelasnya. Kenapa? Karena gravitasi buminya akan menarik air susu itu keluar, dan alhasil anaknya akan ‘gelagapan’ karena ASI sang ibu pancarannya banyak. Nah, kalau posisi tidur, maka gravitasinya akan terbagi rata. Kalau tidak berhasil juga, ibu bisa telentang dan bayinya tengkurap di atas ibunya. Supaya pancaran airnya tertarik.
Pada dasarnya, tambah Utami, tersedak itu karena pancaran ASInya deras. “Tapi kalau tidak, biasanya anak tidak akan tersedak. Dia bisa mengatur sendiri proses menghisapnya. Menurut fisiologis menyusu, dia kumpulkan dulu beberapa hisapan baru ditelan. Ada ritmenya. Dia akan tersedak kalau pancarannya deras, dan akibatnya akan batuk-batuk,” alasnya.


Lebih Cerdas
Yang menarik, ternyata pemberian ASI bagi bayi prematur sangat berhubungan dengan IQ mereka. Menurut Utami, berdasar penelitian di Amerika pada 1993, menunjukkan bahwa 300 bayi prematur yang diberi ASI penuh oleh ibunya dampak kepandaian lebih jelas dibandingkan dengan bayi matur. Ini karena ASI mengandung asam lemak esensial dan asam amino taurin. Dua zat ini adalah sumber gizi yang amat vital – dan tidak tergantikan - untuk pertumbuhan otak bayi.
“Bayi prematur yang diberi ASI, kemampuan verbalnya 8,3 persen lebih besar ketimbang yang tak diberi ASI. Ini lagi-lagi menekankan bahwa semakin prematur dia, semakin membutuhkan ASI ibunya,” tutup dr. Utami.

No comments:

Post a Comment