Wednesday, 28 August 2013

Bila Anak Terlalu Lengket

Mama, Aku Nggak Mau Ditinggal!

Tanya: Putri saya Keisha selalu menangis setiap pulang sekolah ketika saya tidak berada di rumah. Begitu pula kalau Keisha bangun tidur, saya tidak ada di sebelahnya. Pokoknya Keisha tidak bisa kalau tidak ada saya. Tentu hal ini merepotkan saya, padahal saya musti bekerja. Kadang saya musti keluar kota urusan pekerjaan. Bagaimana mengatasinya? Terima kasih. Tania-Pulomas

Jawab: Faktor Penyebab
1. Kelekatan berlebih anak terhadap orangtuanya. Anak hanya dekat dengan orangtuanya saja, tapi jarang merasakan interaksi dengan orang lain. Sehingga, ketika tidak ada orangtuanya, dia merasa tidak aman dan takut. Karena itu, orangtua musti sadar bahwa sikap orangtua yang terlampau melindungi atau mengarahkan perilau anak membuat buah hati cenderung ragu untuk berinisiatif dan takut jika tindakannya salah.
2. Pengalaman dibohongi orangtuanya. Mungkin sebelumnya orangtua pernah meninggalkan si kecil. Alhasil, anak merasa ditinggalkan orangtuanya diam-diam. Tindakan ini menyebabkan anak dibohongi dan dia pun lebih berjaga-jaga karena merasa takut ditinggalkan orangtuanya.

Kuncinya, Beri Penjelasan!
• Usahakan setiap kali hendak bepergian sampaikan kepada anak, Moms akan pergi ke mana, berapa lama dan mengapa, sehingga dia merasa tidak terabaikan. Misalnya, Mama pergi ke kantor dulu ya Nak. Nanti, Mama pulang pukul lima sore.
• Upayakan Moms melakukan komunikasi, menelepon, umpamanya. Carilah waktu yang tepat, misalnya saat anak pulang dari sekolah agar dia tidak menangis ketika tiba di rumah. Atau bila ada pengasuh yang mendampingi si kecil, Moms bisa memberikan kontak orangtua yang bisa dihubungi, sehingga anak bisa kapan saja menghubungi orangtuanya.
• Bila si kecil bersama pengasuhnya atau orang terdekatnya, Moms musti menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan ketika anak menangis. Beritahu pula bagaimana cara mengalihkan perhatian anak saat ia menangis sepulang sekolah, seperti mengajak anak menonton film kesukaannya atau bermain.

Tip Agar Anak Bisa Ditinggal
• Tanamkan sikap berani dan kenyamanan kepada dirinya sendiri maupun orang lain. Bisa diajarkan lewat sosialisasi bersama teman sebaya, lingkungan baru atau aktivitas baru.
• Biasakan anak memiliki pola tidur yang konsisten, seperti bangun pagi, jam tidur siang dan malam yang teratur. Upaya ini adalah trik menghindarkan tangisan anak karena terbangun dalam kondisi sendirian.
• Jangan lupa memberi penguatan berupa pujian bila anak terbangun atau pulang ke rumah tanpa menangis, sehingga dia tahu jika dirinya berhasil menampilkan perilaku yang diharapkan.
• Jika si kecil masih tidur bersama orangtua, biasakan secara perlahan agar dia belajar tidur sendiri atau ditemani bersama orang lain, pengasuh, misalnya.
• Hindari sikap orangtua yang terlalu melindungi atau memanjakan anak, apalagi bila hal itu adalah kompensasi kurangnya waktu bersama anak karena orangtua bekerja. Sebenarnya, melindungi atau memanjakan itu adalah hal yang baik, sebaliknya jika berlebih tidak bisa menumbuhkan kemandirian anak.
• Perhatikan dengan seksama bagaimana interaksi anak dengan pengasuhnya untuk mendapatkan gambaran mengenai kelebihan atau kekurangan dari hubungan yang terjalin antara anak dengan pengasuh. Usahakan agar anak ditemani oleh orang yang bisa membuatnya merasa nyaman selama orangtua berada di tempat kerja. Dengan demikian, anak dapat merasakan bahwa ada orang lain, selain orangtuanya yang bisa menemaninya untuk bermain dan melakukan aktivitas lainnya di rumah.

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, LMFT, MA, Ph.D – Marriage & Family Therapist
Untuk penjadwalan konsultasi, hubungi Hita di 0878-8170-5466 atau pin BB: 259DDE69.

2 comments:

  1. Kena bangettt! Saya pernah membohongi anak saya pas dinas ke luar kota. Akhirnya skrg kalau saya pergi ke luar kota ada penolakan.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete