Monday, 11 April 2011

Bukan Hujan yang Membuat Anak-anak Sakit

Jangan Salah Kaprah, Bukan Hujan yang Membuat Anak-anak Sakit

Musim hujan belum berakhir. Biasanya, anak-anak hanya bisa memandangi hujan itu atau menyaksikan anak-anak lain bermain hujan-hujanan. Bahkan jika pulang sekolah kena gerimis saja, Mommynya sudah kalang kabut. Benarkah kehujanan bisa membuat anak sakit?

Tik..tik..tik.. bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira, cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua. Anak-anak biasanya hapal lagu ini. Lagu tentang hujan yang mudah diingat dan gampang didendangkan. Meskipun lagu tentang hujan ini sering diajarkan orangtua pada anak-anaknya, tapi mereka umumnya tak memberi kesempatan anak merasakan air hujan itu sendiri. Apalagi berhujan-hujanan. Alasannya takut sakit.

Sebagian besar orangtua percaya, kehujanan dapat membuat anak sakit. Mulai dari demam, influenza, atau diare. Bahkan, ada mitos dan kepercayaan tradisional bahwa air hujan yang turun untuk pertama kalinya setelah musim kemarau panjang dianggap mengandung sejumlah penyakit.
Mitos ini memang sangat wajar, sebab tak sedikit anak-anak yang jatuh sakit setelah berhujan-hujanan. Tapi, jika benar kehujanan menyebabkan anak sakit, mengapa banyak pula anak-anak yang tetap sehat wal afiat setelah asyik bermain bola di bawah guyuran air hujan? Bagaimana sih fakta yang sebenarnya?

Bukan Hujan Tapi Daya Tahan Tubuh.
Apa yang terjadi saat anak Anda kehujanan? Mereka pasti kedinginan karena tubuhnya basah kuyup oleh air hujan. Saat kedinginan, tubuh dipaksa mengeluarkan energi secara berlebihan. Jika daya tahan tubuh anak sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi adanya perubahan suhu tubuh yang terlalu drastis. Akibatnya, daya tahan tubuh semakin menurun dan kesehatannya pun terganggu. Penyakit yang muncul dapat bermacam-macam, seperti influenza, batuk dan flu, demam, diare, atau gatal-gatal.

Umumnya, penyakit yang lebih mudah timbul adalah penyakit yang sedang marak atau sedang musim pada waktu anak kehujanan. Tetapi, sakit yang diderita anak umumnya tidak terlalu parah. Bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan atau hanya dengan semangkuk sup panas dan baluran minyak kayu putih ke sekujur tubuhnya.

Jadi, sebenarnya kehujanan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan pada anak bila daya tahan tubuh mereka cukup baik. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua tidak terlalu protektif. Biarkan sesekali anak berhujan-hujanan. Hal ini baik agar tubuh anak membangun daya tahan terhadap hujan dan suhu dingin,’ sarannya sambil mengisahkan masa kecilnya yang juga senang bermain hujan.
Walaupun begitu, Anda perlu berhati-hati pada anak penderita asma dan anak yang alergi. Kehujanan bisa memicu kambuhnya asma dan serangan alergi, berupa gatal-gatal, batuk, atau bersin-bersin. Begitu pula pada anak-anak yang mengidap penyakit kronis. Kehujanan bisa menurunkan daya tahan tubuhnya dan penyakitnya bisa jauh lebih parah.

Salah satu alternatif untuk menjaga kesehatan anak selama musim penghujan adalah dengan menggunakan minyak kayu putih. Kayu putih sendiri berasal dari Australia dan banyak ditemukan di Indonesia bagian timur. Sudah sejak lama bangsa Aborigin dan masyarakat di Kepulauan Maluku menggunakan minyak kayu putih sebagai antiseptik tradisional yang dapat meredakan batuk, pilek, radang tenggorokan dan berbagai jenis infeksi lain.

Dengan menghirup minyak esensial kayu putih yang telah diteteskan ke air panas dapat melegakan saluran pernafasan. Minyak esensial kayu putih mengandung antibiotik yang sangat kuat, demikian juga antiviral dan antijamur. Eucaliptol, salah unsur kimia yang terkandung pada minyak esensial kayu putih kini banyak digunakan dalam obat-obatan modern, untuk mengatasi flu yang dijual bebas, seperti balsem yang digosokkan di dada saat pilek.

Dengan menggosokkan minyak kayu putih di dada dan pada punggung anak setelah mandi dan sebelum anak beraktivitas dapat membantu anak dalam meningkatkan daya tubuhnya dan menghindarkan anak dari berbagai penyakit yang biasa muncul dimusim penghujan. DB


Mengenal Lebih Dekat Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan khasiat yang khas, sehingga banyak dipakai sebagai kelengkapan kasih sayang ibu terhadap anaknya, terutama ketika masih bayi. Minyak kayu putih digosokkan hampir di seluruh badan untuk memberikan kesegaran dan kehangatan pada si jabang bayi.

Karena penggunaannya yang luas tersebut, mutu minyak kayu putih yang dijual di pasaran perlu mendapat perhatian. Untuk memenuhi tuntutan mutu tersebut, lahirlah standar nasional kayu putih yang diusulkan oleh PT. Perhutani (persero) melalui Pantek 55S Kayu, bukan kayu dan produk kehutanan, yaitu SNI 06-3954-2001. Standar tersebut menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan minyak kayu putih yang digunakan sebagai pedoman pengujian minyak kayu putih yang diproduksi di Indonesia.

Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mutu Utama (U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh kadar cineol, yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U mempunyai kadar cineol lebih atau sama dengan 55%, sedang mutu P kadar cineolnya kurang dari 55%.

Disamping itu, minyak kayu putih yang bermutu akan tetap jernih bila dilakukan uji kelarutan dalam alkohol 80%, yaitu dalam perbandingan 1:1, 1:2, dan seterusnya sampai 1:10.

Dalam minyak kayu putih tidak diperkenankan ada minyak lemak dan minyak pelican. Minyak lemak merupakan minyak yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, seperti lemak sapi dan minyak kelapa, yang mungkin ditambahkan sebagai bahan pencampur dalam minyak kayu putih. Minyak pelican merupakan golongan minyak bumi seperti minyak tanah (kerosene) dan bensin. Biasa digunakan sebagai bahan pencampur minyak kayu putih, sehingga merusak mutu kayu putih tersebut.

Bagian terpenting dalam standar tersebut, selain penetapan mutu di atas, adalah cara uji untuk mengetahui mutu minyak kayu putih, baik yang tercantum di dalam dokumen maupun kemasan.

Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu cara uji visual dan cara uji laboratorium.
Cara uji visual dilakukan untuk uji bau, sedangkan uji laboratorium dilaksanakan untuk menguji kadar cineol, berat jenis, indeks bias, putaran optik, uji kelarutan dalam alkohol 80%, kandungan minyak lemak dan kandungan minyak pelican. DB

Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
Untuk konsultasi, hubungi Intan di 0813-1641-0088.

AURA – GRAPHOLOGY PSYCHODIAGNOSTICS

AURA – GRAPHOLOGY PSYCHODIAGNOSTICS

Apa sih aura itu?
Aura adalah gelombang elektro-magnetik. Dari bayi di dalam kandungan sampai manula yang mau meninggal, semua memancarkan gelombang ini; mulai dari infra merah sampai ultra violet. Gelombang mikro berfrekuensi rendah dan merah infra (panas tubuh) berhubungan dengan fungsi jasmaniah (struktur DNA, metabolisma, sirkulasi, dsb) sedangkan yang berfrekuensi tinggi terkait dengan aktivitas kesadaran kita, seperti berfikir, kreativitas, niat, dan emosi. Nah, bagian terakhir ini paling penting dan bisa dilihat dengan mata telanjang oleh siapa saja.

Bagaimana cara melihat aura?
Bisa dengan kamera Kirlian (buatan Rusia, berukuran besar, seperti mesin MRI, dan HANYA ada delapan (8) di dunia, yang semuanya berada di Eropa) atau dengan mata telanjang oleh siapa saja yang berlatih (yaitu mendalami ilmu psikologi dan/atau kedokteran dan mengambil sub-spesialisasi psikologi/kedokteran aura).

Umur berapa bisa dilihat auranya?
Sejak bayi masih di dalam kandungan, mulai trimester tiga. Jadi, mulai nol tahun, bayi, batita, balita, anak-anak, remaja, dewasa, sampai manula.

Bagaimana cara interpretasi aura?
Metoda interpretasi psikologi yang ilmiah didasarkan pada teori-teori ‘Psikologi Dalam’ (Depth Psychology) seperti psikoanalisis. Jadi, interpreter aura harus seorang psikolog dan/atau psikiater.

Bisa mengetahui apa saja?
Banyak sekali informasi yang bisa didapat dari interpretasi aura; antara lain: belahan otak yang dominan; tingkat intelijensi (IQ) dan komponen-komponennya; pola belajar dan bekerja yang sesuai; seluruh peta bakat (bakat komunikasi/bahasa, kreatif-artistik ataukah bakat logika-teknik, sampai bakat kewirausahaan), komponen bakat yang lebih menonjol (yang aktif atau yang reseptif); kecerdasan emosional (EQ) yaitu kemampuan memahami perasaan sendiri dan berempati; tinggi-rendahnya kecerdasan mentalnya (MQ - kemampuan fokus, konsentrasi, daya tahan terhadap stres, dll); rasa percaya diri; pola motivasinya (apakah menaik, menurun, atau naik-turun); pola hubungan sosial; intuisi; karakter dan kepribadian (bahkan untuk mendiagnosis gangguan kepribadian, gangguan belajar, dll); bakat kepemimpinan (leadership), pola kerjasama, juga kebugaran, kesehatan dan gangguan/penyakit.

Apakah aura tiap orang berbeda?
Ya, tiap orang itu manusia unik, tidak satu pun yang sama.

Apakah aura seseorang bisa berubah?
Susunan warna pada cakra kedua tidak berubah; sejak masih di 7 bulan di kandungan sampai sesaat sebelum meninggal. Yang bisa berubah adalah ‘warna situasional, ’ lebar-sempitnya tiap warna, dan intensitas warnanya (muda-tua/terang-gelap).

Apa itu Graphology dan Doodle Test?
Keduanya adalah alat ukur psikologi yang sangat akurat untuk memetakan kepribadian balita yang belum bisa menulis (doodle test) dan anak/orang yang bisa menulis (graphology).

Untuk mengikuti AURA-GRAPHOLOGY PSYCHODIAGNOSTICS yang dilakukan oleh Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D, hubungi Intan di 0813-1641-0088

dan ikuti artikel-artikel tentang parenting melalui facebook: dono baswardono.

JADWAL AURA-GRAPHOLOGY PSYCHODIAGNOSTICS
BANDUNG, Sabtu-Minggu 16-17 April 2011, di Warung Pasta, Jl. Ganesha.
SURABAYA, Jumat-Sabtu 22-23 April 2011, di Resto Kemiri 4.
MALANG, Minggu & Senin, 24-25 April 2011, di lobby Hotel Trio 2.
SEMARANG, Kamis-Minggu, 28 April - 1 Mei 2011. Di lobby Hotel Semesta.
JAKARTA, Minggu 15 Mei 2011, di Bakoel Koffie, Jl. Cikini Raya 27, Menteng.

PENDAFTARAN: Hubungi Intan di 0813-1641-0088.