Monday 27 August 2012

Anak Stres Karena Les

Kecil-kecil Kok Supersibuk, Awas Stres!

Moms: Maiyka, jangan lupa ya, siang ini les piano loh, nanti hari Rabu les bahasa mandarin, Kamis les berenang, dan Jumat les balet.
Maiyka: ????



Akrab dengan situasi itu? Ya, jamak ditemui Moms yang menuntut si kecil bisa menguasai banyak keterampilan di usia dini. Dalih les merupakan bagian untuk mempersiapkan si kecil supaya kelak berprestasi dan mempunyai masa depan yang sukses. Alhasil jadwal les si kecil tak ubahnya orang kantoran yang sibuk dengan berbagai meeting. Hari ini les itu, besok les ini, lusa ada les lagi. “Wah, sibuk kali anak ini!” kata si Naga Bonar he..he..
Bila kita intip, apakah keikutsertaan si kecil dalam berbagai les itu benar-benar aspirasi si kecil atau malah ambisi Moms? Jangan-jangan les ini les itu si kecil karena ingin menyeimbangkan waktu Anda yang habis di kantor. Jadi selama Anda di kantor, anak-anak les sana-sini sehingga waktu Anda pulang kantor bersamaan dengan si kecil pulang les.
Padahal mengenalkan dunia les pada si kecil berarti sudah meminta si kecil untuk belajar bertanggung jawab loh Moms!

Bisa Sebabkan Stres
Ikut les belum tentu hal yang menyenangkan bagi anak, bisa-bisa dia malah stressful atau bahkan depressed. Untuk itu, Moms harus bisa memahami si kecil dengan baik dan jangan memaksanya melakukan hal yang kurang ia sukai. Lebih baik, dukung apapun keinginannya selama semua itu positif.
Pernahkah terpikir oleh Moms, menjalani les yang si kecil sukai saja bisa membuat si kecil stres, apalagi menjalani les yang kurang ia sukai?
Nando salah satunya. Nando didaulat ibu dan bapaknya untuk menjadi pianis. Seakan gayung bersambut, Nando amat senang membagi waktu bermainnya untuk mengikuti les piano. Tapi entah kenapa beberapa hari terakhir ini, Nando selalu murung dan loyo ketika les. “Nando pingin sekali nggak masuk les hari ini, soalnya mau main sepeda bareng Ario,” batin Nando yang kecil-kecil sudah mengalami dilema. Ya, siapa sangka hal kecil seperti itulah yang bisa memicu stres bocah kecil ini yang takut mendapati ibunya marah karena tak masuk les dan dicap pemalas.
Sesekali tak apa bila si kecil ingin menggantikan waktu lesnya dengan bermain. Yang penting sesudah itu perkenalkan kembali tujuan dari les tersebut. Ingat, masa kecil hanya datang sekali saja dan tidak pernah bisa terulang. Dan jangan sampai Moms merampas hak bermain anak dengan ‘menggunting’ jam bermain anak tanpa toleran.
Mungkin Moms juga pernah mengalaminya waktu kecil dulu. Rentetan alasan mogok les tiba-tiba menggunung. Mulai dari letih, ngantuk, pusing, sakit perut, dan sebagainya. Sebagai orangtua, ada baiknya kita mencari tahu apa yang ada di balik alasan-alasan itu. Siapa tahu, masalah sebenarnya adalah, anak bosan dengan aktivitasnya yang terlalu padat dan melampaui kemampuannya sebagai balita
Jadi, beri stimulasi yang tepat sesuai dengan perkembangan usia mereka, untuk merangsang semua potensi dalam diri anak. Intinya apapun bekal yang kita berikan kepada anak, pastikan bahwa mereka tidak kehilangan hak mereka, indahnya masa bermain.

Pilih yang Sesuai Minat Anak
Menyelipkan jadwal les pada schedule si kecil sebenarnya tidak salah, karena sangat mungkin bermanfaat. Hanya saja, Moms harus amat peka dengan segalanya. Seperti melihat di mana minat si kecil, lingkungan kelas si kecil, dan juga melihat kemampuan apa yang di ajarkan di kelas lesnya. Seperti, motoriknya sajakah yang diasah, kognitifnya sajakah, atau juga melengkapi kemampuan emosional dan sosialisasi si kecil.
Mengapa harus melengkapi banyak aspek, karena bila Moms mengasah banyak kemampuan si kecil, selain menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan, si kecil juga diasah dalam keterampilan berkomunikasi, menumbuhkan rasa empati, belajar bersabar, menghargai orang lain, mendapatkan pengetahuan baru, dan menemukan nilai-nilai baru yang berlaku di lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, akan sangat bijaksana jika orangtua menanyakan minat sang anak sebelum meleburkannya dalam suatu les. Karena sudah pasti setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang berbeda-beda. Tak pelak semua kegiatan les harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. n


Tip Jalani Les Tanpa Stres
1. Sesuaikan jenis kegiatan serta waktu les dengan usia dan kebutuhan anak.
2. Anggap saja bermain merupakan sarana bagi anak untuk mengekspresikan dirinya untuk beristirahat, sehingga ia akan siap kembali untuk belajar sesudahnya.
3. Ciptakan waktu yang seimbang antara kegiatan les dan kegiatan bermain.
4. Berikan kebebasan pada anak untuk memilih permainan, asalkan sesuai dengan perkembangan dan usia anak.
5. Aktiflah mengikuti perkembangan kemampuan anak dalam lesnya, misalnya selalu menanyakan hal baru apa yang diajarkan hari itu, kesulitan apa yang dialami.
6. Tanyakan juga teman-teman yang ia miliki dalam kegiatan les itu karena salah satu keuntungan mengikuti berbagai les adalah dengan bertambahnya teman yang anak miliki.
7. Yang juga perlu diingat, jadwal les anak harus disesuaikan dengan kondisi anak sendiri. Jangan sampai waktu untuk istirahat bahkan bermain malah hilang akibat kesibukannya mengikuti les. n

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

Beras Merah untuk Kesehatan BuMil dan Janin

Beras Merah
Sangat Baik untuk Perkembangan Otak Janin dan Turunkan Kolesterol Ibu Hamil


Warnanya yang merah dan rasanya yang asing di lidah masyarakat, membuat beras merah ini tak lazim dikonsumsi. Padahal kalau ditilik lebih jauh, beras merah luar biasa istimewa dibandingkan kerabatnya, beras putih. Bahkan sangat bermanfaat bagi ibu hamil.

Jangan remehkan beras merah. Beras merah bukan hanya tidak berefek negatif bagi ibu hamil dan janin, bahkan memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada beras putih. Beras merah baik dikonsumsi oleh anak-anak sejak mereka boleh makan makanan padat. Agar mereka terbiasa dan tidak asing dengan rasa beras tersebut.

Kandungan Gizi Super
Banyak faktor yang membuat beras merah lebih unggul dibandingkan beras putih. Pertama, beras merah diolah bukan dengan cara digiling seperti beras biasa, melainkan ditumbuk sehingga beras merah masih memiliki kulit ari yang sudah tidak dimiliki beras biasa.
Kulit ari beras merah mengandung lemak esensial dan serat. Lemak esensial ini merupakan penghasil EPA dan DHA yang sangat baik untuk perkembangan otak janin selama dalam kandungan. Sedangkan untuk sang ibu hamil, beras merah dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Selain dua keunggulan itu, beras merah juga sebagai sumber utama karbohidrat. Protein, tiamin, fosfor dan kalsium juga terkandung di dalam beras merah. Bahkan jika ditimbang kandungan vitamin dan mineralnya, beras merah tetap lebih unggul: 2 - 3 kali lipat dari beras biasa.
Beras merah mengandung tiamin (vitamin B1) yang diperlukan untuk
mencegah beri-beri pada bayi. Jika kekurangan tiamin, bisa mengganggu sistem syaraf dan jantung. Ini diawali dengan gejala nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, ‘kesemutan,’ jantung berdebar dan refleks berkurang.

Anti Oksidan
Keunikan lainnya, beras merah mengandung Selenium yang merupakan elemen kelumit (trace element), yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidae. Sederhananya, selenium berguna sebagai anti oksidan yang mencegah kerusakan sel. Memang hanya sedikit sekali dibutuhkan, tapi sangat penting. Sehingga siapapun yang mengonsumsi beras merah dapat mencegah kanker dan jantung koroner.
Beras merah juga sangat bermanfaat untuk memperlancar diet. Ini karena banyaknya kandungan serat yang terdapat dalam beras merah. Dengan kata lain, dengan mengonsumsi beras merah dapat membantu mengurangi penyerapan lemak. Dengan tingginya serat, otomatis buang air menjadi lebih lancar dan makanan tidak tersimpan terlalu lama di dalam tubuh.
Selain itu serat juga menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Karena, tubuh memerlukan waktu yang lama untuk mencernanya, dan akan segera terbuang melalui kotoran.

Tak Perlu Mencuci Lebih Lama
Untuk mengolah beras merah tidak jauh berbeda dengan beras biasa. Malah, kelebihan pengolahan beras merah tidak memerlukan pencucian terlalu lama. Karena pada beras merah memiliki kemungkinan yang sangat kecil terdapat pemutih atau zat warna lain, karena adanya kulit ari yang masih melindungi. Malah, jika dilakukan proses pencucian terlalu lama, dikhawatirkan dapat mengurangi vitamin larut air seperti B1, B6, tiamin, tiasin, dan sebagainya.
Selain itu, beras merah sebaiknya tidak dipanaskan terlalu tinggi. Pemanasan tinggi dapat merusak kandungan proteinnya. Sebaiknya setelah memasak beras merah, jangan dimasukkan ke dalam mesin penghangat terlalu lama.
Dengan setumpuk keunggulan seperti itu, mengapa musti mengedepankan kebiasaan lidah Anda? Segeralah beralih ke beras merah, baik untuk ibu hamil, menyusui maupun anak-anak. Ayah juga boleh ikut menyantapnya. DB
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

Sunday 12 August 2012

Serial Mudik: Permainan Tradisional

Serial Mudik
Permainan Tradisional di Kampung Halaman


Salah satu tradisi saat Lebaran adalah pulang kampung atau mudik. Dan biasanya tradisi ini dijadikan ajang untuk berkumpul dengan keluarga besar. Tentu tak hanya berasal dari satu daerah saja, pasti ada juga saudara yang berasal dari luar daerah. Mums bisa loh memanfaatkan hal ini untuk mendekatkan anak-anak dengan kerabat seusianya dengan permainan ‘jadul’ (jaman dulu). Kok permainan jadul? Karena permainan ini sudah banyak tergeser dengan permainan modern. Tak salah mengenalkan mainan lama ini menjadi mainan baru kepada si kecil. Selain alatnya sederhana, cara memainkannya juga mudah. Ya, hitung-hitung melestarikan permainan tradisional jangan sampai punah begitu saja.

Cublak-Cublak Suweng
Kita patut bangga loh Mums, karena mempunyai permainan yang tak kalah serunya dengan permainan truth or dare yang berasal dari negaranya Obama. Orang Jawa menyebutnya cublak-cublak suweng. Permainan yang melibatkan banyak orang ini mengharuskan pesertanya untuk melakukan sesuatu bila tidak bisa menebak dengan tepat. Jumlah peserta yang banyak inilah yang membuat permainan cublak-cublak suweng menjadi lebih seru.

Cara Bermain:
1. Kumpulkan peserta sebanyak-banyaknya atau paling sedikit 6 orang.
2. Siapkan batu kerikil sebagai benda yang nantinya akan disembunyikan saat bermain.
3. Setelah semua peserta berkumpul, lakukanlah hom pim pa dan suit untuk menentukan siapa yang akan menjadi penebak pemegang kerikil.
4. Bagi yang kalah suit, ia harus duduk bersimpuh dengan kepala mencium lantai dengan mata tertutup. Peserta lainnya meletakkan telapak tangan di punggung orang tersebut (kalah suit). Satu peserta bertugas memegang kerikil yang akan disembunyikan.
5. Permainan dimulai dengan menyentuh kerikil ke setiap telapak tangan peserta lain.
6. Sepanjang permainan, peserta menyanyikan lagu cublak-cublak suweng. Syairnya, "cublak-cublak suweng, suwenge teng-gelenter, mambu ketundung gudel, pa empo lera lere, sopo ngguyu ndeliake". Setelah sampai pada kata ‘ndelikake’, kerikil harus digenggam oleh peserta yang tangannya terakhir kali disentuh.
7. Setelah kerikil digenggam, orang yang harus menebak bangun dan duduk bersimpuh. Sementara peserta lain menyanyikan “"sir, sir pong ndelik gopong" sebanyak mungkin hingga orang yang harus menebak menentukan siapa yang menyembunyikan kerikil. Sambil menyanyi, telunjuk tangan digoyangkan dan diarahkan ke orang yang harus menebak. Dia hanya diberikan kesempatan satu kali. Bila tak berhasil, dia akan menjadi orang yang harus menebak pada permainan berikutnya.
8. Bila gagal menebak, akan dimintai mengelilingi lapangan atau hal lain seperti jalan jongkok atau lainnya sesuai dengan kesepakatan. Jangan heran kalau ada permintaan yang aneh-aneh dari peserta lain.

Engklek
Jenis permainan ini sudah jarang sekali dijumpai terutama di daerah perkotaan. Permainan ini juga mempunyai banyak nama, ada yang menyebutnya teklek, engklek ataupun ciplak gunung. Istilah yang disebutkan memang beragam, namun tetap saja cara memainkan tetap sama.

Cara bermain:
1. Siapkan pecahan batu bata atau batu kerikil.
2. Gambar kotak sebanyak delapan kotak dan dibagi empat bagian, di atas kotak berikutnya gambar satu buah tempat yang berbentuk setengah lingkaran sebagai gunungnya.
3. Kumpulkan pemain minimal tiga orang. Setelah itu hom pim pa. Bagi yang menang bisa langsung bermain.
4. Caranya lempar batu kerikil atau potongan batu bata ke kotak yang tersedia. Geser batu dengan menggunakan kaki diangkat satu sambil melompat dari kotak satu ke kotak berikutnya.
5. Begitu seterusnya. Bila sudah sampai ke gunung berarti sudah berhasil melewati satu periode. Setelah itu diulang kembali dari awal.

Egrang
Permainan tradisional satu ini tidak asing lagi bagi anak-anak di masyarakat Jawa. Egrang terbuat dari dua batang bambu yang panjangnya masing-masing sekitar dua meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu tersebut, bambu dilubangi lalu dimasuki bambu dengan ukuran sekitar 20-30 cm yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Maka jadilah sebuah alat permainan yang dinamakan egrang.
Dalam permainan ini, anak harus bisa menjaga keseimbangan badan. Jika tidak bisa menjaga keseimbangan maka akan jatuh. Jangan takut, jika banyak berlatih dijamin akan terampil menggunakan egrang ini.

Congklak
Congklak merupakan permainan popular. Walau demikian, congklak juga dikenal dengan berbagai nama di setiap daerah. Misalnya dakon, untuk daerah Jawa. Congklak terdiri dari papan yang terbuat dari kayu dengan dua lubang besar sebagai rumah dan 14 lubang kecil sebagai anaknya. Jadi total keseluruhan ada 16 lubang, serta 98 buah biji congklak.
Biji congklak yang digunakan berasal dari cangkang kerang, namun sekarang sudah banyak cangkang kerang yang sengaja dibuat dari plastik. Bahkan di daerah pedesaan ada juga yang memainkan permainan ini dengan cara menggambar papan congklak di tanah menggunakan kapur, sedangkan bijinya menggunakan kerikil kecil.

Cara bermain:
1. Permainan congklak dimainkan oleh dua orang dengan duduk saling berhadapan.
2. Untuk pertama kali permainan, setiap lubang (14 lubang kecil) diisi masing-masing 7 buah biji congklak.
3. Salah satu pemain dapat memulai permainan ini lebih dulu dengan memilih lubang yang akan diambil bijinya, dan meletakkannya satu ke lubang di sebelah kirinya, lalu satu lagi ke lubang sebelah kirinya, begitu seterusnya.
4. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, sedangkan bila habis di lubang besar miliknya (yang terletak di ujung sebelah kiri pemain) maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya.
5. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
6. Kalau sudah begini, giliran pemain ke dua yang memainkan permainan ini, dengan peraturan yang sama.
7. Permainan dianggap selesai apabila sudah tidak ada lagi biji congklak di lubang kecil kedua pemain (semua biji sudah ada di lubang besar). Pemain yang menang adalah pemain yang memiliki biji terbanyak.
8. Apabila permainan ingin dilanjutkan maka pemain yang memiliki biji yang lebih sedikit terpaksa harus mengosongkan beberapa lubang kecil yang dia punya. Lubang yang kosong tersebut tidak boleh diisi.
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

Thursday 2 August 2012

Bekerja Bukan Halangan Untuk Memberikan ASI

Ibu Bekerja Tetap Mampu Berikan ASI Eksklusif


Sibuk bekerja, bukan hambatan untuk ibu tidak memberikan ASI eksklusif bagi buah hatinya. Motivasi dalam diri dan sediakan waktu untuk memeras susu. Serta perhatikan cara menyimpannya. Maka permata hati tetap bisa menikmati ASI dengan puas.

Pemberian ASI eksklusif tidak hanya dilakukan para ibu rumah tangga. Tapi bisa juga dilakukan oleh wanita karir. Salah satu caranya adalah dengan memompa air susu ibu tersebut. Kapan sebaiknya para ibu memompa air susunya?
Tidak ada masalah kapan pemompaan susu itu dilakukan; pagi ataupun malam. Toh, hampir semua ibu sudah memiliki kulkas. Jadi tidak ada istilah ASI itu akan basi. Selain itu memompa ASI juga sebagai salah satu cara untuk mengurangi pembengkakan. Jika ibu pekerja tidak mau menyusui anaknya, ASI-nya tetap harus dipompa. Walaupun ASI itu dibuang. Rugi berlipat-lipat.
Mengapa? Selain karena gizi dan perlindungan terbaik untuk bayinya terbuang percuma, dirinya sendiri juga akan sakit karena payudaranya mengalami pembengkakan jika ASInya tak diperas. Bisa menyebabkan sumbatan yang mengakibatkan infeksi.
Jika setelah terjadi pembengkakan dan si ibu sudah berusaha memeras ASI-nya tetap tidak mau keluar, segera kompres dengan handuk hangat, lalu diurut dari pangkal sampai ke ujung. Pengurutan payudara itu akan merangsang oksitosin. Kemudian, dengan menggunakan jari, peganglah daerah areola, lalu dorong ke belakang. Pada bagian itu akan terasa ada benjolan yang disebut kelenjar susu, tekan, maka ASI keluar pada puting.

Stres Pengaruhi ASI
Banyak ibu pekerja yang merasa produksi ASI-nya kurang. Hal ini kebanyakan dipengaruhi oleh stres yang mereka alami. Maklum, di kantor banyak persoalan. Karena itu, lakukan teknik-teknik untuk menenangkan diri, seperti teknik pernafasan, meditasi, berdoa, atau teknik-teknik manajemen stres lainnya. Lakukan penenangan diri ini sebelum memeras ASI.

Perlukah Asup Suplemen?
Jika setelah merasa tenang, menganggap tidak ada stres, namun produksi ASI masih sedikit, perlukah mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan produksi ASI seperti teh daun katuk? Tidak ada salahnya. Walaupun sesungguhnya dengan minum yang cukup, gizi seimbang, makan buah-buahan, sayuran dan vitamin yang cukup, maka produksi ASI tidak akan mengalami masalah. Karena pada dasarnya, di mulut bayi sudah terdapat rangsangan syaraf-syaraf yang terhubung ke puting si ibu, yang akan dibawa ke daerah otak dan menimbulkan hormon air susu. Inilah yang menyebabkan keluarnya ASI dari payudara. Tapi seandainya Anda ingin mengonsumsi daun katuk atau yang lainnya, tidak apa-apa. Toh, banyak juga yang berhasil.

Menyusui Dulu Sebelum Memeras
Sebaiknya, ibu yang mau memeras ASI terlebih dulu menyusui bayinya. Mengapa? Susu kalau langsung diperas yang keluar adalah fork milk yang lebih banyak kandungan airnya. Tetapi kalau memerasnya sesudah menyusui maka yang keluar adalah hind milk, yang lebih banyak kandungan lemaknya.

Cara Memeras ASI
Perlu dan harus diingat, pada saat ibu memompa air susunya di kantor, sebaiknya, dia mempunyai beberapa botol sebagai wadah penampungan ASI tersebut.
Cara memompanya pun bervariasi. Sekarang ini sudah banyak cara untuk memompa ASI. Selain dipompa langsung pakai tangan, ada juga yang memompanya menggunakan alat yang ada mesinnya. Kedua-duanya aman digunakan. Bahkan menurut sebagian ibu, memompa ASI menggunakan alat lebih mudah. Karena mereka tidak merasa sakit dan air susunya langsung keluar dan masuk ke dalam botol.

Menyimpan ASI
Bagi ibu-ibu yang memompa ASI-nya, sebaiknya disimpan dalam kulkas. Kalau bisa pada bagian freezer-nya. Karena, pada tempat itu pertumbuhan kuman tidak ada. Sehingga susu yang disimpan dalam freezer dapat bertahan satu sampai dua bulan.
Lantas, bagaimana seandainya susu tersebut tidak disimpan dalam freezer? Tentu tidak tahan lama, sekitar dua-sampai tiga hari harus sudah dipakai. Itu kalau masih disimpan dalam kulkas. Sedangkan kalau tidak ditaruh dalam kulkas, artinya disimpan dalam suhu kamar hanya dapat bertahan selama enam sampai delapan jam.
Botol susu yang disimpan itu sebaiknya diberi tanggal sesuai dengan tanggal ibu memompa ASI-nya. Ini bertujuan agar mereka dapat mengetahui, mana susu yang lama dan mana yang masih baru.
Sebaiknya menyimpan susu dalam botol yang kecil. Tandai jam berapa dan hari memerasnya. Sehingga ketika akan diberikan ke anak, ASI yang lebih dulu diperas yang diberikan. Sebab, setelah dipakai, sisanya tidak bisa lagi dipakai.

Cara Mencairkan ASI Beku
Cara untuk mencairkan susu yang beku akibat disimpan dalam freezer: sebelum diberikan kepada bayi, sebaiknya susu itu harus dikeluarkan dari freezer dan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar.
Setelah itu, rendam botol susu tadi di dalam panci yang berisi air hangat. Tapi ingat, jangan dimasak! Jangan direbus!

Jika Produksi ASI Berlebih
Ibu-ibu sering kali mengalami hal ini, ASI menetes sendiri, membanjiri baju. Sebaiknya jika sudah dalam kondisi seperti ini segera susui bayi. Kalau memang bayi tidak mau, peras susu. ASI harus dikeluarkan, karena jika tidak akan menyebabkan penyumbatan di payudara dan mengakibatkan infeksi. Biasanya payudara akan terasa kencang.
Untuk mengatasinya kompres payudara dengan handuk hangat sambil diurut. Tujuannya agar ASI tidak lagi menggumpal. Namun, jika sudah parah, biasanya ibu demam, maka segara bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Yang perlu diingat adalah kalau anak sedang menyusu, jangan tiba-tiba berhenti, biarkan anak puas.

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

Wednesday 1 August 2012

TIPS: Memberi ASI Saat di Mal dan Tempat Umum

Bagaimana Trik Menyusui di Mal dan Kantor



Tidak sedikit ibu yang membiarkan anaknya menangis, walau bayinya meminta ASI. Maklum, mereka tengah berada di keramaian. Si Ibu malu atau menghindari tatapan mata orang lain. Karena itu, menyusui di tempat umum, seperti mal, perlu juga berlatih agar anak tidak kelaparan. Awalnya, mungkin sulit. Namun, semakin sering berlatih, semakin piawai Anda melakukannya sampai orang lain tidak tahu bahwa Anda sedang menyusui.
Bila Anda sudah memantapkan diri untuk memberi ASI pada si kecil, terutama ASI eksklusif selama 6 bulan, sebaiknya Anda juga mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu harus menyusuinya di tempat umum. Kalau Anda ke tempat umum yang memiliki ruang menyusui (nursery room), tentu tidak terlalu merisaukan. Yang menjadi masalah adalah jika Anda ke mal atau kantor yang tidak mempunyai fasilitas itu.
Berlatihlah sampai Anda dan si kecil merasa nyaman dan percaya diri dengan kemampuan Anda menyusui di tempat umum. Tempat yang paling baik untuk mulai melatih kemampuan tersebut adalah di rumah Anda.
Bila perlu, berlatihlah menyusui bayi sambil berjalan berkeliling. Hal ini dapat Anda lakukan dengan menggunakan alat menggendong bayi yang memungkinkan bayi menempel di dada Anda. Selain bayi merasa aman, tangan Anda pun bebas bergerak sehingga orang lain tidak tahu Anda sedang menyusui.
Menyusui dengan “rapi” adalah sedapat mungkin Anda tidak menarik perhatian orang saat menyusui bayi. Berlatihlah di depan cermin agar Anda dapat melihat apa yang orang lain lihat saat Anda menyusui. Bila Anda mengenakan baju dengan bukaan kancing depan, misalnya, bukalah beberapa kancing bagian atas sehingga Anda tetap “tertutup.”
Anda juga dapat menggunakan selimut. Namun ingat, kontak mata dengan bayi saat berlangsungnya kegiatan menyusui sangatlah penting. Jadi, jangan “menutupi” pandangan bayi Anda.
Kenakan busana yang tepat. Sejak Anda memutuskan menyusui bayi, sejak itu pula Anda sebaiknya melakukan penyesuaian dengan jenis busana yang Anda kenakan. Solusi gampang adalah mengenakan busana two pieces, yaitu atasan dan bawahan. Lebih baik lagi bila baju atasan yang Anda kenakan adalah baju menyusui. Berlatihlah menyusui dengan aneka model baju, sehingga Anda akan menemukan model baju yang Anda rasa paling nyaman dan tepat untuk menyusui di tempat umum.
Segera menyusui bayi saat ia lapar. Saat berada di tempat umum, waspadalah dengan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh bayi saat ia merasa lapar. Anda sebaiknya segera menyusuinya bila ia tampak gelisah seakan-akan ada yang ia cari, rewel, atau mengisap jari tangannya. Jangan ditunda menyusuinya sampai ia menangis dengan suara yang semakin lama semakin keras. Karena, hal ini tentu akan menarik perhatian negatif dari orang-orang di sekitar Anda. Bila segera disusui, bayi akan tenang dan biasanya tidak menarik banyak perhatian.
Temukan tempat yang baik. Bila Anda berada di restoran atau area lain yang ramai dan tidak punya ruang laktasi, cobalah untuk duduk. Bila mungkin, pilihlah tempat yang dapat memberi sedikit privasi, misalnya di sudut ruangan yang cukup luas atau di samping suatu dinding. Bila Anda tidak berhasil mendapatkan tempat seperti itu, rundukkan badan Anda untuk menghindari pandangan orang lain saat membuka baju dan menempelkan mulut si kecil ke dada Anda. Setelah si kecil mulai menyusu, rapikan baju Anda, lalu tegakkan kembali badan Anda. Orang umumnya tidak akan memperhatikan bila Anda tidak bertindak berlebihan atau dibuat-buat. Dengan kata lain, bersikaplah wajar.
Toilet atau kamar kecil diakui banyak ibu sebagai tempat yang tidak nyaman untuk menyusui. Seperti juga kita yang enggan makan di toilet, bayi pun mungkin menginginkan hal yang sama.
Yang tak kalah pentingnya, menyusui bayi di tempat umum tidak perlu membuat Anda gugup atau tidak nyaman. Menyusui bayi adalah hal yang benar dan alami. Bila seseorang memperhatikan Anda, balaslah pandangannya sambil tersenyum. Hal ini akan membuat mereka mengalihkan pandangan dari Anda. Yang penting, tetaplah teguh dengan prinsip Anda, bahwa Anda sedang melakukan sesuatu yang terbaik untuk bayi Anda. DB

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)


Mal dan Kantor yang Memiliki Ruang Laktasi

Plaza Semanggi Lt. 3A
Jl. Jendral Sudirman Kav.50, Jakarta 12930

Senayan City Lt. 4
Jl. Asia Afrika Lot 19 Jakarta Selatan 10270

Family Salon & Nursery Room
Lantai 6 Pasaraya Grande
Jl. Iskandarsyah, Blok M, Jakarta Selatan

The Residences at Puri Casablanca
Jl. Puri Cablanca No.1 Kuningan, Jakarta 12870

Mal Ciputra Jakarta
Lantai LG, No. 34A
Jl. Arteri S. Parman, Grogol
Jakarta 11470

Transit room Terminal D
Bandara Soekarno Hatta Cengkareng

The Imperial Aryaduta Country Club
Jl. Boulevard Jendral Sudirman
Lippo Karawaci Tangerang

PT.Unilever Indonesia Tbk
Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 15
Jakarta 12930

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

Kembalilah ke ASI Agar Bayi Tak Alergi

Bayi Rentan Alergi Karena Susu Formula

Bayi yang diberi susu formula sebelum usianya 6 bulan cenderung rentan terhadap reaksi alergi dibandingkan bayi yang hanya diberikan ASI. Lalu apa yang bisa kita lakukan jika bayi alergi?


Bayi alergi disebabkan karena sistem pencernaan bayi berusia 0-6 bulan belum bekerja sempurna, sehingga bayi tidak dapat mencerna protein dalam susu formula dan akan menyerapnya secara utuh. Jika sistem pencernaannya sudah sempurna, protein dalam makanan akan dicerna dengan bantuan enzim. Karena itulah, WHO selalu menyarankan upaya pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan, tanpa makanan tambahan maupun susu formula.
Sekitar 50-80 persen alergi disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Selain itu, pencetus alergi dapat berupa menurunnya daya tahan tubuh maupun pemberian makanan tertentu (mengandung alergen) yang terlalu dini pada bayi. Contoh makanan yang bersifat alergen yaitu ikan, telur, kacang, sea food, susu sapi, dan coklat.
Bila salah satu orangtua menderita alergi, maka 50 persen kemungkinan anaknya juga akan menderita alergi. Apalagi jika kedua orangtua menderita alergi, maka kemungkinannya akan semakin besar lagi. Gejala alergi yang disebabkan oleh faktor keturunan biasanya tidak langsung terlihat dan akan tampak jika si anak sudah berusia 5-10 tahun.

Pencegahan
Sebenarnya reaksi alergi bisa dicegah sejak dini. Salah satunya adalah dengan pemberian ASI selama 6 bulan. Namun, jika si ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif, maka bayi bisa diberikan susu formula khusus untuk mencegah alergi.
Susu formula pencegah alergi merupakan susu formula yang telah melalui proses hidrolisis parsial, yaitu susu tersebut sudah diproses namun masih disisakan yang aslinya agar tubuh bisa mengenalinya dan akhirnya tubuh si bayi tidak kaget jika suatu saat mengonsumsi susu itu lagi.
Namun, jika kondisi alergi sudah timbul, maka si bayi bisa diberikan susu kedelai maupun susu yang telah melalui proses hidrolisis sempurna, yaitu susu tersebut sudah diproses dan tidak mengandung alergen lagi.

Gejala Alergi
Reaksi alergi biasanya berupa diare, muntah, dan serangan asma. Hentikan langsung pemberian susu atau makanan tertentu yang menyebabkan reaksi itu muncul, dan makanan tersebut bisa diberikan kembali setelah 6 bulan kemudian. Pemberian makanan pencetus alergi sebaiknya diberikan jika usia si bayi sudah 1 tahun.
Alergi yang bersifat berat akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Namun, hingga kini belum diketahui bagaimana cara menyembuhkan alergi secara total. Gangguan tersebut diduga akan hilang seiring dengan pertumbuhan si kecil. Agar gejala alergi tidak muncul kembali, sebaiknya hindari si kecil dari makanan yang mengandung alergen dan selalu konsultasikan kondisinya kepada dokter yang tepat.

Pemberian Makanan Semipadat
Dalam memberikan makanan semipadat sebagai pendamping atau pelengkap ASI/susu formula, perhatikan mutu bahan makanan yang terkandung di dalamnya. Bahan makanan yang bermutu tinggi akan menjamin kualitas zat gizi yang baik pula.
Sesuaikan jumlah dan jenis makanan dengan kebutuhan fisik dan kemampuan pencernaan si kecil. Semakin bertambah usianya, maka kebutuhannya akan zat gizi pun akan semakin meningkat pula.
Lakukan pemberian makanan semipadat ini secara bertahap. Mulanya, mulailah dengan jumlah sedikit dan dalam bentuk encer, kemudian makin lama makin banyak dan dibuat lebih kental. Sebaiknya ibu tidak memperkenalkan beberapa makanan sekaligus pada si kecil dalam waktu bersamaan. Setidaknya tunggulah empat hari, barulah ibu boleh memperkenalkan jenis makanan yang lain. Hal ini perlu, agar si kecil dapat menyesuaikan diri sekaligus memberinya kesempatan untuk benar-benar mengenal dan dapat menerima jenis makanan baru. Dengan cara ini ibu pun dapat mendeteksi ada tidaknya reaksi alergi si kecil pada jenis makanan tertentu.
Saat pertama kali memperkenalkan makan semi padat di kecil, jangan sekali-sekali memaksanya, karena hal ini dapat mempengaruhi perkembangan emosionalnya. Bersabarlah, dan biarkan si kecil mengembangkan rasa suka dan tidak sukanya sendiri. Agar ia tidak terlalu merasa asing dengan makanan barunya, mungkin Ibu juga dapat mencampur makanan tersebut dengan susu atau sari buah yang sudah dikenalnya.
Mulailah memberikan makanan semi padat secara bertahap, mulai dari buah-buahan, tepung-tepungan, lalu sayuran. Jenis makanan seperti daging, ikan dan telur biasanya diberikan pada si kecil bila ia telah berusia 6 bulan, itupun masih harus dilunakkan.

Bila si Kecil Susah Makan
Adakalanya si kecil menolak makanan semi padatnya. Jangan buru-buru menganggapnya tidak menyukai makanan yang ibu berikan, karena bisa saja si kecil masih merasa asing dengan makanan barunya atau sistem pencernaannya belum terbiasa menerima makanan lain selain susu. DB
Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)


Ragam Alergi pada Bayi

Sistem kekebalan tubuh si kecil yang belum sempurna seringkali menyebabkan ia mengalami alergi terhadap beberapa jenis makanan tertentu, seperti:

Susu sapi. Penyebabnya, karena protein yang terdapat pada susu sapi dan produk olahannya mengandung beta lakto globulin, yang dapat menimbulkan alergi.
Gejalanya: diare, muntah, sakit perut, eksim ataupun ruam kulit.

Kacang-kacangan. Sebenarnya alergi karena kacang-kacangan jarang terjadi. Alergi hanya terjadi akibat jenis kacang tertentu, seperti kacang tanah, yang sering disebut-sebut sebagai salah satu pemicu alergi berat yang dikenal dengan nama anaphylatic shock.
Gejalanya: pembengkakan tenggorokan yang akan menyebabkan kesulitan bernafas.

Intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan sistem pencernaan tubuh untuk mencerna laktosa karena kurangnya enzim pencernaan yang disebut laktase dalam usus. Hal ini biasanya oleh bakteri atau virus yang merusak mukosa (selaput lendir) usus, sehingga tidak bisa memproduksi laktase. Biasanya terdapat pada susu.
Gejalanya: diare

Intoleransi gluten. Intoleransi gluten adalah kondisi alergi yang mirip seperti intoleransi laktosa, bahkan terkadang dapat terjadi secara bersamaan. Biasanya terdapat jenis makanan seperti gandum, barley, havermut, dan produk olahannya.
Gejalanya: kembung, mual, diare dan kram. DB

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)

ASI Eksklusif Untuk Bayi Prematur

Bayi Prematur Pun Bisa Mendapat ASI Eksklusif
Wawancara dengan dr. Utami Roesli, Sp.A



Setiap ibu yang sedang mengandung, pasti mengharapkan bayinya akan terlahir normal, sehat dan tanpa masalah. Namun bagaimana jika bayi terlahir prematur? Jangan takut, permata hati Anda tetap bisa mendapatkan ASI. Bahkan ASI eksklusif sekalipun. Tapi memang dibutuhkan pengetahuan dan kesabaran orangtua untuk merawatnya. Bagaimanakah cara menyusui bayi prematur?

Bayi disebut prematur jika usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu. Bisa juga, walaupun usia kehamilan cukup, namun berat janin kurang dari 2500 gram. Bisa juga jika usia kehamilan ibu dan sekaligus berat badan janin kurang dari normal, 2500 gram. Inilah sebabnya bayi prematur harus ditangani dengan baik dan hati-hati. Semua alat tubuhnya belum sempurna. Meski ibunya sudah boleh pulang, si bayi masih harus dirawat di rumah sakit.
“Jika berat badan lahir bayi tersebut kurang dari normal dan keadaannya tidak stabil, tentu untuk beberapa lama mereka tidak bisa menyusu langsung kepada ibunya. Karena mereka harus masuk ke dalam inkubator terlebih dulu, sampai keadaannya stabil,” beber dr. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, dari RS. Saint Carolus Jakarta.

Komposisi ASI Berbeda
Tidak ada yang memungkiri bahwa ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan seorang ibu kepada buah hatinya. Begitu juga dengan bayi prematur. Tak ayal, kini banyak orangtua berlomba-lomba memberikan ASI eksklusif. Namun bagaimana dengan wanita yang melahirkan bayi prematur?
Menurut Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia ini, komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan prematur berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan ibu melahirkan cukup bulan. Perbedaan ini berlangsung kurang lebih empat minggu. Artinya, apabila bayi lahir sangat prematur, kurang dari 30 minggu, maka pada usia kronologisnya 4 minggu ASI sang ibu perlu ditambah zat gizi lain agar komposisinya menyamai komposisi ASI prematur.

ASI Eksklusif
“Bayi prematur pun bisa memperoleh ASI eksklusif,” tegas Utami. Bagi bayi prematur yang daya hisapnya kurang bagus, biasanya pemberian ASI dilakukan melalui selang. Bahkan menurut Utami, pada waktu pakai selang pun, kadang seorang dokter menganjurkan agar si ibu tetap menggendong bayinya. Lalu, selang tersebut diletakkan di dekat hidung bayi, dan posisi bayi didekatkan dengan puting ibunya. Inilah yang disebut menghisap tidak untuk nutrisi, tapi lebih untuk kenyamanan sang buah hati. Dengan teknik ini diharapkan dapat mempercepat pembesaran badan bayi tersebut. “Walaupun cuma icip-icip tidak masalah. Yang penting dia dekat dengan puting ibunya, toh dia tetap dapat ASI lewat selang tadi. ASI tersebut disimpan di tempat khusus menyimpan perahan ASI. Artinya, si bayi tetap minum ASI milik ibunya,” urai dokter yang gencar mengampanyekan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini.
Setelah menggunakan selang, lanjut Utami, biasanya pemberian ASI juga dapat dilakukan dengan menggunakan sendok, pipet atau cangkir. Ini bertujuan supaya bayi tersebut belajar untuk menjilat. Kemudian, jika si bayi sudah mulai bisa menghisap, baru dicoba menyusu langsung ke puting ibunya.
“Saya mengusulkan, bagi anak-anak yang lahir prematur, alangkah baiknya jika mendapat susu ibunya sebanyak mungkin. Karena, itulah yang diperlukan mereka,” imbuhnya. Pemberiannya pun sama seperti memberi ASI kepada anak normal.
Biarkan dia yang memimpin dalam meminum ASI, karena sang anaklah yang tahu berapa kalori yang dia butuhkan setiap harinya. Artinya bayi lah yang tahu, kapan dia membutuhkan minum ASI. Biarkan dia puas meminum ASI ibunya. Jadi jangan heran, jika hari ini dia minum ASI dengan lahapnya, tapi esok hari, dia minum sedikit tidak lahap.

ASI Tidak Keluar
Diimbuhkan Utami, di sinilah pentingnya pengajaran tentang ASI eksklusif, terutama kepada ibu yang bayinya prematur. “Tak dipungkiri, kerap terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan bayi prematur. Ini karena sang ibu stres, ada perasaan bersalah, tidak percaya diri, atau tidak tahu cara memerah ASI,” akunya.
Pun masalah bisa datang dari si bayi. Maklum, pada bayi prematur, refleks hisap dan menelan masih kurang, energi untuk menghisap juga kurang, atau kerja usus utuk menyerap masih lambat.
Agar ibu yang melahirkan bayi prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memerah ASI dan menyimpan ASI perah serta cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun selang (sonde). Jangan lupa, dukungan suami sangat berperan. Usahakan selalu berada di dekat istri, banyak-banyak mengelus, memijat dan membisikkan kata-kata sayang, serta tak segan-segan merawat istri. Juga tak kalah pentingnya adalah selalu menunjukkan sikap positif.

Posisi Menyusui
Menyusui dalam posisi apapun sebenarnya tidak masalah, asalkan tekniknya benar. “Malah, kalau air susu si ibu itu banyak (mancur), dan si anak belum bisa menguasai, jangan pernah menyusui dalam posisi duduk, tapi posisi tidur,” jelasnya. Kenapa? Karena gravitasi buminya akan menarik air susu itu keluar, dan alhasil anaknya akan ‘gelagapan’ karena ASI sang ibu pancarannya banyak. Nah, kalau posisi tidur, maka gravitasinya akan terbagi rata. Kalau tidak berhasil juga, ibu bisa telentang dan bayinya tengkurap di atas ibunya. Supaya pancaran airnya tertarik.
Pada dasarnya, tambah Utami, tersedak itu karena pancaran ASInya deras. “Tapi kalau tidak, biasanya anak tidak akan tersedak. Dia bisa mengatur sendiri proses menghisapnya. Menurut fisiologis menyusu, dia kumpulkan dulu beberapa hisapan baru ditelan. Ada ritmenya. Dia akan tersedak kalau pancarannya deras, dan akibatnya akan batuk-batuk,” alasnya.


Lebih Cerdas
Yang menarik, ternyata pemberian ASI bagi bayi prematur sangat berhubungan dengan IQ mereka. Menurut Utami, berdasar penelitian di Amerika pada 1993, menunjukkan bahwa 300 bayi prematur yang diberi ASI penuh oleh ibunya dampak kepandaian lebih jelas dibandingkan dengan bayi matur. Ini karena ASI mengandung asam lemak esensial dan asam amino taurin. Dua zat ini adalah sumber gizi yang amat vital – dan tidak tergantikan - untuk pertumbuhan otak bayi.
“Bayi prematur yang diberi ASI, kemampuan verbalnya 8,3 persen lebih besar ketimbang yang tak diberi ASI. Ini lagi-lagi menekankan bahwa semakin prematur dia, semakin membutuhkan ASI ibunya,” tutup dr. Utami.

Jika Bayi Menolak Disusui

Bayi Menolak Disusui Karena Puting Susu Tidak Muncul


Tanya: Saya bunda dari Azka (3 bulan) dan berniat memberikan ASI eksklusif. Tetapi beberapa hari ini Azka menolak disusui langsung. Awalnya, ia pernah saya tinggal di rumah sehari. Jadi, saya peras ASI saya dan ia minum dari botol dot. Saat saya ingin menyusuinya kembali, ia agak menolak. Waktu itu ia masih mau karena sedikit saya paksa. Tapi, keesokan harinya hingga sekarang ia selalu menolak. Bahkan, jika digendong dalam posisi menyusu, ia menangis dan marah. Sepertinya ia trauma saya susui. Kini, Azka minum ASI dari botol dot dengan posisi tidur. Padahal saya ingin sekali menyusuinya langsung walau ASI saya tidak banyak dan puting payudara saya tidak muncul. Apa yang harus saya lakukan? Tyas

Jawab: Bayi akan belajar menyusui secara naluriah. Dengan sendirinya ia akan mencari puting susu ibunya. Jika puting susu ibu tidak muncul, bayi berusaha keras menyedot tetapi ASI susah keluar. Ini bisa membuat bayi akhirnya capai dan putus asa.
Nah, ibu yang baru pertama kali melahirkan biasanya emosional saat melihat bayinya kesulitan menyedot. Ibu malah panik, cemas atau sedih. Reaksi-reaksi tersebut malah membuat bayi menjadi tambah tidak nyaman berada dalam pelukan ibu.
Jika bayi kemudian dikenalkan dengan dot dan malah lebih menyukainya, itu karena bentuk dot dirancang khusus sesuai dengan bentuk puting susu yang baik. Puting susu yang baik untuk menyusui adalah jika areola (lingkaran hitam) pada payudara bisa masuk semua ke mulut bayi. Nah, jika puting tidak muncul, maka anak akan kesulitan untuk menyedot sampai areola yang membuat bayi merasa tidak nyaman untuk menyusu. Jadi, saat bayi dikenalkan dengan dot, bayi akan menikmati bentuk dot itu

Jangan Dipaksa
Saya dukung niat ibu untuk kembali menyusuinya secara langsung karena melalui proses tersebut kedekatan emosional anak dan ibu terjalin lebih erat.
Ibu harus mengubah perilaku ibu: bukan memaksa, tapi membujuk. Sebelum menyusui, ibu harus menenangkan diri dahulu. Temukan posisi duduk yang baik agar bisa menggendong bayi dengan nyaman.
Begitu bayi diposisikan dalam posisi menyusu ke payudara ibunya, mungkin anak ibu bergerak-gerak atau berontak. Jangan langsung menyodorkan payudara ibu pada mulut bayi. Tunggu beberapa saat hingga bayi merasa nyaman.
Usaplah lembut kepala atau badannya dengan gerakan satu arah ke bawah. Jangan naik turun karena hal itu malah akan merangsang emosi bayi.
Bujuklah ia dengan lembut, tataplah wajahnya dan lakukan kontak mata. Bujuklah ia dengan mengatakan ‘Mama ingin menyayangi kamu. Mama ingin menyusui kamu. Sini dong sama Mama’. Hal ini bertujuan untuk menjalin kembali hubungan emosional antara ibu dengan anak yang sempat terganggu di awalnya.
Nah, jika otot-otot badan bayi sudah tampak rileks, tidak kaku atau keras, berarti ia telah menemukan posisi yang nyaman di pelukan ibunya. Saat itulah ibu bisa mencoba untuk menyusuinya.

Olesi ASI
Jika anak ibu masih menolak, jangan dipaksakan. Ibu sebaiknya bersabar karena mungkin memerlukan proses lebih lama. Cobalah cara itu berkali-kali sambil diselingi dengan pemberian ASI melalui botol dot. Tapi sebelumnya olesi dulu karet dot dengan ASI sehingga ia bisa mencium bau ASI. Dengan begitu, anak merasa dekat dengan ibunya. Pasalnya, indera penciuman, pengecapan dan indera perasa pada bayi bekerja cukup kuat.
Sebagai langkah alternatif, sekarang ini banyak tersedia karet dot yang ditempelkan pada puting susu ibu. Hal ini membantu bayi agar lebih mudah menyedot ASI dari payudara. Jadi, anak tetap bisa menikmati ASI dari ibunya seolah-olah menyedot secara langsung. Lakukan terus pendekatan menyusui kepada anak ibu secara perlahan dan sabar hingga akhirnya ia tak menolak lagi untuk disusui secara langsung. Semoga berhasil, Bu!

Dr. Dono Baswardono, Psych, Graph, AISEC, MA, Ph.D – Sexologist, Pschoanalyst, Graphologist, Marriage & Family Therapist.
Untuk konsultasi, hubungi di 087881705466 atau pin 2849C490. :)